Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 15

Lanny mendengarnya, lalu dengan berlebihan berseru, "Apa kamu sedang bercanda? Tanaman biasa ini kamu sebut ini adalah bunga teratai? Kalau begitu, wortel yang ada di mangkuk adalah ginseng ribuan tahun!" "Yolanda, kita semua tahu kamu masih belum punya uang saku. Kalau nggak bisa memberikan hadiah yang mewah, kamu nggak perlu memakai barang seperti ini untuk menipu nenek." "Kakak Ipar, kamu kenapa nggak lebih dahulu beri dia uang saku?" "Apa Nenek sama sekali nggak punya tempat di hatimu?" Nina terpaku, dia merasa agak malu. Dia bertanya pada Yolanda dengan suara yang pelan, "Di mana satu set cangkir teh yang aku siapkan?" Siapa sangka Nina sudah membantu Yolanda menyiapkan hadiah, tetapi masih bisa membuat kekacauan seperti ini! Walaupun satu set cangkir teh itu bukan barang mewah, di acara seperti ini tidak mungkin bisa memberi kesempatan orang lain untuk mencari kesalahan. Namun, Nina tidak menyangka Yolanda akan bertindak semaunya. Tidak tahu dari mana dia memetik bunga itu untuk menipu Meilina, lalu berani mengatakan bahwa itu adalah bunga teratai. "Ada yang lebih baik dari satu set cangkir teh, kenapa harus memberikan cangkir teh itu?" tanya Yolanda. Nina merasa ingin memukul Yolanda ketika mendengar ucapannya. Namun, karena banyak orang yang sedang memperhatikan mereka. Jika dia melakukannya, akan makin malu. Dalam sekejap, Nina menjadi sangat marah. Meilina melihat situasi ini, ada rasa kecewa tampak di matanya. "Yolanda, apa pun yang kamu berikan, saya akan menyukainya. Tapi, kamu harus ingat, harus menjadi orang yang jujur, jangan menipu." Awalnya dia mengira setelah Yolanda keluar dari Lembaga Pembinaan Remaja, mungkin akan ada sedikit perubahan. Namun, dia tidak menyangka setelah keluar bukannya menjadi lebih baik, malah mulai bisa menipu orang. Yolanda menatap Meilina, "Aku tidak berbohong." "Plak!" Meilina memukul meja. Awalnya suaranya terdengar sangat bijaksana, tetapi tiba-tiba berubah menjadi dingin. "Kamu memberiku sekuntum bunga, saya nggak marah. Tapi, sekarang kamu menipuku dengan mengatakan ini adalah bunga teratai, apa kamu pikir saya bodoh?" "Kakak Ipar, bagaimana caramu mengajari putrimu? Aku merasa malu karenamu." ucap Lanny sengaja memprovokasi. Kerabat lain yang mendengarnya juga memberi tatapan sinis. "Bunga teratai? Berarti itu adalah barang berharga ratusan miliar. Walaupun punya uang, tetap saja nggak bisa beli. Kamu baru saja keluar dari Lembaga Pembinaan Remaja, bagaimana mungkin bisa mendapatkan bunga teratai?" "Masih kecil tapi berbohong demi citramu. Takutnya ketika dewasa nanti kamu akan menjadi seorang penipu." "Anak seperti ini sudah nggak tertolong lagi. Ketika besar nanti hanya akan menjadi beban!" " ... " Nina menahan rasa marahnya. "Yolanda, cepat minta maaf pada Nenek!" "Aku nggak salah, kenapa harus minta maaf?" Yolanda saat ini sudah tidak bisa berkata-kata. Bagaimanapun keluarga Hartanto adalah keluarga kelas menengah. Yolanda tidak habis pikir bagaimana bisa keluarga sebesar ini tidak ada satu pun orang yang mengenali bunga teratai. Sepertinya kesenjangan antara keluarga dari Kota Jarga dan ibu kota sangat besar melebihi ekspektasinya. "Apa kamu ingin membuatku marah?" Nina sangat menyesal. Jika dia tahu Yolanda akan membuatnya malu sampai seperti ini, dia tidak akan membawanya ke sini! Meilina menghela napas, "Yolanda, kenapa sekarang kamu berubah menjadi seperti ini?" Setelah itu, dia memalingkan kepalanya. Tampak jelas dia tidak ingin melihat Yolanda lagi. "Hari ini ulang tahun Nenek, cepat minta maaf, jangan buat Nenek marah!" "Benar, kenapa anak ini sangat nggak pengertian?" Kerabat yang ada di sekeliling menuduh Yolanda dan mendesak Yolanda untuk minta maaf dan mengakui kesalahan. "Kakak, ini memang salahmu, sebaiknya kamu minta maaf ... " Yulia berpura-pura mendekat dan mulai berakting menjadi seorang adik yang baik. Melihat wajah sombong orang-orang di depannya, Yolanda memberi tatapan dingin. Dia mengambil kotak itu dari atas meja, lalu memakan bunga itu di hadapan semua orang. Tanaman ini bermanfaat untuk mengeluarkan racun dari tubuhnya. Tentu saja, jika berikan kepada Meilina akan memiliki efek yang lebih besar. Namun, karena Meilina tidak mengakuinya, dia tidak perlu memaksakan diri memberikan hadiah itu lagi. "Yolanda! Kenapa kamu begitu kurang ajar!" Nina masih terus memarahi Yolanda, tiba-tiba mendengar orang di samping berseru. "Kotak yang ada di tangan Yolanda, bukankah itu kotak dari Grup Zine?" "Apa? Grup Zine?" Tiba-tiba perhatian semua orang beralih ke kotak itu. "Benar-benar ada logo Grup Zine ... " Lanny teringat sesuatu, lalu dia menarik napas dengan berat. "Sebelumnya aku pernah melihat berita Grup Zine berhasil membeli bunga teratai senilai 100 miliar di acara lelang di ibu kota!" "Benar! Aku juga melihat berita itu!" "Bahkan pagi ini masih menjadi topik populer!" "Kalau begitu ... " Pada saat ini, semua orang tiba-tiba menyadari fakta yang membuat mereka semua tidak percaya. Mungkin saja tanaman yang mereka sebut sebagai bunga liar ini memang benar bunga teratai! Lanny segera mengeluarkan ponselnya dan membuka facebook, dan menemukan gambar yang ada di pencarian populer. Bunga teratai yang dia lihat sama persis dengan bunga yang sudah dimakan oleh Yolanda! "Bagaimana bisa kamu menyia-nyiakan barang berharga itu?" Lanny berteriak dengan marah dan penuh kesedihan pada Yolanda. Benar! Menurutnya, barang ini dimakan oleh Yolanda berarti menyia-nyiakan barang itu. "Barang berharga?" Yolanda tertawa sinis. "Bukankah tadi kalian bilang bunga itu sama sekali tidak berharga?" "Kami juga nggak tahu kalau ini barang milik Grup Zine!" "Kalau kamu bilang ini barang milik Grup Zine, apa mungkin kami masih meragukannya?" Lanny dengan tegas menyalahkan Yolanda. Sementara itu, mendengar barang yang dibawa Yolanda adalah benar bunga teratai, semua orang di sana terkejut. Terutama Meilina dan Nina. Melihat bunga teratai yang sudah hancur, mereka tampak sangat menyesal. "Yolanda, jujurlah padaku dari mana kamu mendapatkan barang berharga ini?" Nina tentu saja tidak percaya Yolanda memiliki kemampuan untuk mendapatkan benda berharga itu. Yulia mengernyitkan keningnya, lalu tiba-tiba teringat sesuatu. Ada sedikit perasaan tidak senang tampak di matanya. Dia ingat ini adalah barang yang diberikan oleh Pak Wira saat kecelakaan tadi! Kenapa Yolanda begitu beruntung? Jika dia bisa lebih cepat sampai di sana, lalu berpura-pura memberi pertolongan pada putra Pak Wira dengan menghentikan darah yang mengalir. Orang yang akan mendapatkan bunga teratai itu adalah dia! Sayang sekali! Barang ini disia-siakan untuk Yolanda! Yolanda menatap Nina, dengan tenang berkata, "Tadi dalam perjalanan ke sini, setelah turun dari mobil aku bertemu dengan Pak Wira lalu membantunya. Ini adalah hadiah yang dia berikan padaku." Yolanda berbicara dengan santai, Yulia makin merasa benci. Semua ini seharusnya adalah miliknya! Orang yang seharusnya membantu Pak Wira adalah dia. Orang yang seharusnya mendapatkan bunga teratai adalah dia! Yolanda merebut barang miliknya, benar-benar terkutuk! Nina tidak menyadari ekspresi muram di wajah Yulia. Dia menatap Yolanda dengan penuh keraguan, seperti ingin mencari jejak kebohongan di wajahnya. "Benarkah? Keluarga Yodan bukanlah orang yang mudah dihadapi. Jangan sampai aku menemukan bahwa kamu sedang berbohong!"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.