Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 94

"Setelah kalian meninggal satu demi satu, aku benar-benar tak tahan lagi dengan kehidupan seperti itu. Aku takut setiap hari, jadi aku pergi." "Di hari-hari berikutnya, setiap kali aku memikirkan kematian Nyonya, aku merasa sangat gelisah, aku ingin mengatakannya, tapi aku nggak berani." "Aku sangat senang mengetahui Nona Tia belum meninggal, tapi aku masih sangat penakut dan tak berani berkata apa-apa." "Aku didiagnosis menderita kanker stadium akhir kemarin. Aku nggak punya banyak waktu lagi, jadi aku datang untuk memberi tahu kalian apa yang aku ketahui." "Sejak sepuluh tahun yang lalu, Hasan sudah meracuni makanan kalian. Itu adalah racun kronis yang akan menembus ke dalam paru-paru." "Lalu perlahan-lahan merusak fungsi tubuh hingga mati total." Cintia mengerutkan kening dan menarik Bibi Funa berdiri, "Bibi Funa, apakah semua yang kamu katakan itu benar?" "Nona Tia, aku akan segera mati, aku nggak perlu berbohong," ujar Bibi Funa. "Nona Tia, aku sudah melihatmu dan Nona Sovia tumbu

Locked chapters

Download the Webfic App to unlock even more exciting content

Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.