Bab 94 Nona Yenni Mengundangnya
Helena mengedipkan mata. "Pak Calvin bisa saja."
Calvin memandang Carlos sesaat. "Bagaimana kalau memindahkan Sekretaris Helena ke kantor CEO dan Pak Kevin ke tempatmu?"
Helena terkejut, tetapi juga tak berani membantah.
Di kantor CEO, Kevin bersin sekali lagi.
Carlos tampak agak muram, lalu mengiakan dengan tenang, "Oke, boleh juga."
Calvin tersenyum, lalu mengembuskan asap lingkar dengan santainya. "Aku khawatir Paman nggak rela. Jadi, aku nggak akan merebut orang terkasihmu lagi."
…
Setelah pintu kantor di tutup, Carlos duduk dengan wajah muram di kursi kulit depan meja kerja.
Helena berdiri di sampingnya sembari menuangkan secangkir teh. "Pak Carlos, apa Pak Calvin sudah mengetahuinya?"
"Keponakanku ini cukup telaten." Carlos berpikir sebentar, lalu bertanya, "Apa dia sudah menyingkirkan alat penyadap itu?"
"Ya," jawab lirih Helena, "Sepertinya, perasaan yang Pak Calvin miliki terhadap Nyonya Muda tak wajar."
"Benarkah?" Tampak emosi kalut dari sorot mata di belakang kacamata berbi
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link