Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 9

Valencia terbangun dengan sendirinya setelah tidur nyenyak. Saat dia membuka matanya, sudah pukul sepuluh pagi. "Ah!" Dia meregangkan tubuhnya dan merasa nyaman. "Nggak perlu bekerja itu memang enak." Valencia bangkit dari tempat tidur, mencuci muka, dan bersiap-siap sebelum turun untuk sarapan. Bi Sara sudah menyiapkan sarapan untuk dua orang. Valencia melirik kursi kosong di depannya, tetapi dia tidak berkata apa-apa. Melihat Valencia turun, Bi Sara bertanya dengan ragu, "Nona Valencia, apa Pak Miguel nggak akan turun untuk sarapan pagi ini?" Valencia memakan bubur telur asin dan daging cincang, lalu menjawab, "Dia nggak pulang semalam, jadi mungkin nggak makan." "Oh." Bi Sara sadar dirinya terlalu banyak bertanya, jadi dia tidak bertanya lagi dan kembali ke dapur. Setelah selesai sarapan, Valencia menerima pesan dari Lorenzo. "Valen, apa gaun untuk pesta pertunangan ingin dipesan secara khusus atau kita pilih dari koleksi baru merek terkenal saja?" Apa pesanan khusus masih sempat dibuatkan? Dia tiba-tiba teringat kalau dia bahkan belum tahu kapan tanggal pertunangannya. Dia bertanya: "Kapan tanggal pertunangannya?" Lorenzo: "Belum dipastikan. Kita tunggu kamu menyelesaikan urusanmu di sana dan kembali ke Kota Emberton, baru kita tentukan." Valencia: "Oke, urusanku di sini selesai sembilan hari lagi." Lorenzo: "Oke." Khawatir kalau waktu tidak cukup untuk memesan gaun khusus, Valencia membalasnya lagi: "Kita pilih koleksi baru saja, aku akan cari model yang sesuai." Lorenzo: "Oke, setelah kamu memilih, beri tahu aku." Valencia hendak keluar dari aplikasi WhatsApp, tetapi tiba-tiba dia melihat tanda merah di jendela obrolan Miguel. Dia membukanya dan melihat sebuah video. Dalam video itu, Miguel yang mabuk bersandar di pelukan Molly di dalam ruang karaoke yang remang-remang. Dengan suara yang tidak jelas, dia berkata, "Molly, akhirnya kamu kembali. Aku ... aku tahu kamu pasti akan kembali ... Aku sudah menunggumu selama lima tahun ... " Suara latar penuh dengan teriakan dan canda tawa yang ramai. Valencia samar-samar mengenali beberapa suara, di antaranya adalah teman-teman Miguel dan Lea. Semuanya adalah orang yang dia kenal. Dalam ruang VIP yang remang-remang, Miguel yang mabuk memeluk Molly sambil tersenyum lembut. "Miguel, kamu mabuk." Miguel menggesekkan kepalanya ke pelukan Molly dan berkata dengan suara yang terputus-putus, "Aku ... aku nggak mabuk ... Aku sangat sadar ... Kamu adalah Molly, kamu adalah orang yang paling aku cintai. Aku nggak salah, 'kan ... Lihat, aku sadar sepenuhnya ... " Kemudian, ada seseorang yang bercanda di latar belakang, "Miguel, kalau Molly adalah orang yang paling kamu cintai, lalu gimana dengan Valencia?" Miguel menjawab, "Valencia itu siapa? Aku ... aku hanya mencintai Molly ... " "Kakak Ipar, Miguel benar-benar nggak bisa hidup tanpamu." Suara Lea terdengar. "Lihat saja, dia mabuk saja terus menempel padamu, di matanya hanya ada Kakak." Mendengar ini, mata Valencia memancarkan ejekan yang dingin. Sebutan "kakak ipar" ini belum pernah dia dengar selama tiga tahun dia berpacaran dengan Miguel. Tentu saja itu tidak mengejutkan. Kelompok orang itu tidak pernah menganggapnya sebagai pacar Miguel. "Valencia itu benar-benar nggak tahu malu. Molly sudah kembali, tapi dia masih saja nggak pergi. Sama sekali nggak sadar." Itu adalah suara teman Lea, gadis yang pada hari ulang tahun Lea mengatakan kalau kalung pemberiannya adalah palsu. Gadis itu dulu sering bersikap dingin kepada Valencia. Kemudian, terdengar suara Lea. "Mana mungkin seorang gadis biasa seperti dia rela melepaskan seorang pewaris kaya seperti Miguel?" Valencia menundukkan matanya dan tersenyum tanpa emosi. Lea pasti tidak akan mengatakan hal-hal seperti itu di depannya. Sekarang, dia bisa yakin kalau pandangan kesal yang dia lihat di mata Lea pada hari ulang tahunnya bukanlah ilusi. Lea berpura-pura ramah dan akrab dengannya, tetapi pada kenyataannya dia sama seperti kelompok orang itu yang meremehkannya dari lubuk hati mereka. "Kak Molly, jangan khawatir, kami semua ada di pihakmu." "Benar, benar, kami semua nggak suka dengan Valencia. Dia harusnya sadar diri dan tahu tempatnya. Bagaimana dia bisa mencoba masuk ke dalam lingkaran pergaulan kita?" "Aku rasa Valencia itu terlalu banyak membaca novel romantis tentang 'CEO yang jatuh cinta pada gadis biasa'. Kepalanya penuh dengan mimpi menikahi orang kaya. Lucu sekali. Dia mungkin nggak tahu kalau di mata kita, dia hanyalah badut." "Iya, dia nggak sekelas sama kita. Kak Miguel hanya main-main dengannya saja. Sekarang Kak Molly sudah kembali, jadi seharusnya Valencia pergi, 'kan?" Hati Valencia tetap tenang seperti air. Dia tahu Molly mengirim video itu bukan hanya untuk menunjukkan klaimnya atas Miguel, tetapi juga untuk mempermalukannya dan membuatnya sadar akan realitas, agar dia segera meninggalkan Miguel. Memang itulah yang dipikirkan Molly. Setelah mengirim video itu, Molly membayangkan bagaimana Valencia akan menangis penuh rasa sakit setelah menontonnya, lalu meminta putus dengan Miguel dan pulang ke kampung halamannya dengan lesu. Namun, Molly sama sekali tidak menyangka kalau apa yang dikatakan orang-orang dalam video itu tidak sedikit pun melukai hati Valencia. Dalam video, Miguel terus mengucapkan kata-kata cinta kepada Molly, tetapi Valencia merasa muak. Dia keluar dari video itu tanpa menontonnya sampai habis. Jari-jarinya menari di layar ponsel, mengetikkan sebuah pesan: "Aku memang nggak berada di level yang sama dengan kalian." Molly melihat pesan itu dan tersenyum tipis, lalu segera membalas dengan akun WhatsApp Miguel. "Sepertinya kamu masih punya sedikit kesadaran diri, ya." Melihat balasan itu, Valencia mendengus pelan. Bisnis kecil Grup Zayden itu bahkan tidak sebanding dengan salah satu anak perusahaan keluarga mereka. Keuntungan tahunan Grup Zayden yang kecil itu bahkan tidak sebanding dengan keuntungan dari salah satu proyek kecil yang dipimpin William. Keluarga Kylie telah berbisnis selama empat generasi. Pada generasi mereka sekarang, keluarga ini sudah menjadi salah satu dari sepuluh keluarga terkaya di Verdante. Dia dan Miguel, pewaris kaya kelas biasa seperti itu, memang benar-benar tidak berada di level yang sama. Orang-orang itu bahkan tidak bisa membayangkan kalau marga "Kylie" miliknya adalah marga yang sama dengan "Kylie" milik William. Insiden kecil ini sama sekali tidak memengaruhi suasana hati Valencia. Memanfaatkan waktu libur yang langka, dia tidak pergi ke mana-mana hari itu, melainkan menghabiskan sepanjang hari berbaring di rumah sambil membuka situs web berbagai merek terkenal untuk memilih gaun pesta pertunangan. Setelah lama memilih, akhirnya dia terpikat pada tiga gaun pesta, tetapi dia kesulitan untuk memutuskan mana yang terbaik. Gaun pertama adalah gaya congsam modern berwarna sampanye dengan bordiran bunga merah muda yang dihiasi berlian kecil. Di kedua sisi, terdapat tiga rantai dekoratif dari mutiara kecil yang melingkar secara diagonal dari kerah hingga lengan atas dan berlanjut ke punggung. Secara keseluruhan, gaun ini tampak memesona dengan gaya manis dan sangat cocok untuk wanita muda. Gaun kedua adalah gaun tanpa lengan berwarna putih keperakan dengan desain bunga mawar di bagian dada. Gaun ini punya potongan yang pas di pinggang dan pinggul dengan rok model ekor ikan yang menyapu lantai. Gaya gaun ini lebih dewasa dan elegan. Gaun ketiga adalah gaun putih susu dengan bahu terbuka ala tuan putri. Lapisan terluarnya adalah kain tule tipis dengan beberapa kelopak bunga mawar merah muda yang tersebar di seluruh gaun, memberikan kesan romantis dan anggun. Dia memposting foto ketiga gaun itu di Instagram-nya dengan pesan: "Lagi bingung milih, nih. Tolong bantu pilih mana yang paling bagus?" Tidak sampai sepuluh menit setelah diposting, dia sudah mendapat banyak suka dan komentar. Lorenzo: "Semuanya bagus. Kalau suka, beli saja semuanya, ganti-ganti dipakainya." Sahabatnya sejak kecil, Jennifer Ashton, juga memberi suka dan komentar. Jennifer: "Wow, Valen punya selera yang bagus. Tiga-tiganya cocok untukmu. Suruh Kak Lorenzo beli semuanya saja, dia 'kan nggak kekurangan uang." Sahabat lainnya, Emberly Priscilla, juga berkomentar: "Beli, beli, beli! Putri kecil Valen pakai apa pun pasti terlihat cantik!" Vera: "Wah, wah, wah! Ada apa nih? Kak, kenapa Kakak pilih gaun? Mau menikah, ya?" Namun, di antara sekian banyak suka dan komentar yang penuh ucapan selamat, ada beberapa komentar yang mencolok. Lea: "..." Zion: "Valencia, kamu posting ini untuk apa?" Jonathan: "Kak, Kakak berani banget ya bermimpi. Aku sampai tertawa terbahak-bahak." Rekan kerja A: "Semua ini koleksi baru merek terkenal. Sebelum pamer, cari tahu dulu harganya, ya ... Jangan-jangan beli saja nggak mampu, apalagi menyewa." Rekan kerja B: "Wow, kaya sekali. Hidupmu adalah impian kami semua." Miguel: "?" Melihat komentar itu, Valencia mengangkat alis. Rupanya Miguel sudah sadar dari mabuknya. Saat dia berpikir seperti itu, pesan dari Miguel masuk. "Hapus postingan itu!" Valencia: "Nggak mau." Miguel: "Kamu benar-benar mau memaksa menikah secara terang-terangan? Apa yang aku katakan sebelumnya nggak kamu dengar?" Valencia: "Oh." Miguel: "Valencia, kamu harus tahu batasan." Valencia tidak lagi menggubrisnya.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.