Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 3 Identitas Alkemis

"Nggak." "Nggak." Sopir truk dan pasangan itu menggelengkan kepala bersama-sama. "Kalian nggak melihatnya? Ketika kalian lari bersama, apa kalian juga nggak melihatnya?" tanya Caleb dengan terkejut. "Nggak." Empat orang itu menggelengkan kepala sekali lagi. Caleb mengerutkan alisnya .... Tidak mungkin! Diana tidak ada di dalam mobil, tidak bersama mereka dan tidak lari ke depan .... Kalau begitu, dia pergi ke mana? "Coba kalian ingat-ingat lagi. Apa kalian sungguh nggak melihatnya?" tanya Caleb lagi. "Nggak!" Empat orang itu menggelengkan kepala. "Tadi aku melihat empat orang turun dari mobil kalian. Apa masih ada orang lain di dalam mobil?" tanya salah satu pengemudi truk dengan bingung. Kedua pengemudi truk itu adalah penyebab kecelakaan. Setelah kecelakaan, kepala mereka membentur kaca depan. Dada serta kaki mereka memiliki beberapa luka. Jadi, butuh beberapa saat bagi mereka untuk mengumpulkan kekuatan agar bisa keluar dari mobil .... Setelah mereka turun dari mobil, mereka tentu tidak bisa melarikan diri sendirian. Mereka membantu mobil di tengah terlebih dahulu, yaitu mobil Keluarga Wistoria .... Karena pintu mobil sudah sedikit penyok, mereka mengerahkan banyak tenaga, tapi untungnya tidak banyak waktu yang dihabiskan. Mereka melihat Caleb dan Zayn tidak terluka parah, jadi mereka bergegas mengecek mobil di depan. Mobil di depan telah menabrak batu besar. Situasinya cukup kritis. Setelah mereka menarik pasangan muda di depan keluar dari mobil, mereka berbalik dan melihat dua wanita lagi keluar dari mobil di tengah. Lalu, mereka berempat berlari ke belakang bersama-sama. Sedangkan dua pengemudi truk dan pasangan muda itu berlari ke depan. Pada saat itu, mobil sudah mulai terbakar. Mereka mengira sudah tidak ada orang di dalam mobil. Kenapa Caleb tiba-tiba mencari orang? Caleb terdiam. "Situasi tadi kacau sehingga kami hanya menyelamatkan ibu dan adik perempuan kami. Kami nggak sadar kalau masih ada satu orang yang belum keluar dari mobil," ujar Caleb sambil mengernyit. "Laki-laki atau perempuan?" tanya pengemudi truk itu dengan alis berkerut. "Kalau itu laki-laki, seharusnya dia masih bisa menyelamatkan diri walaupun dia terluka parah. Tapi, kalau itu perempuan, dia nggak mungkin bisa membuka pintu mobilnya." "Tadi dia sudah bilang kalau dia sedang mencari seorang gadis berusia 16 tahun," jawab pengemudi truk yang lainnya kepada teman kerjanya. Kalau kecelakaan ini hanya mengalami kerusakan harta benda, mereka bisa saja menuntut ganti rugi kepada pihak asuransi. Namun, kalau ada korban, mereka akan merasa bersalah untuk selamanya. Caleb sadar, lalu menenangkan kedua pengemudi truk itu, "Seharusnya dia baik-baik saja. Kami nggak menemukannya di dalam mobil." Saat kedua pengemudi truk mendengar itu, mereka langsung menghela napas lega. "Mungkin dia telah lari ke arah lain karena ketakutan. Aku akan mencarinya lagi," kata Caleb. "Kami juga akan membantumu mencarinya," ucap keempat orang itu. Di sana, petugas pemadam kebakaran sudah berhasil memadamkan api. Saat mereka mendengar itu, mereka juga membantu mencari. Awalnya, Inez mendengar Diana tidak ada di dalam mobil, tapi kemudian dia mendengar Diana tidak dapat ditemukan. Karena emosinya yang tidak stabil, dia berkata dengan sedikit marah, "Anak itu sudah lari ke mana, sih?! Masa dia nggak bisa ikut kita lari ke belakang?! Sia-sia aku mengkhawatirkannya!" Hazel memeluk lengan Inez, lalu menghiburnya dengan lembut, "Bu, jangan khawatir. Ini pertama kali kejadian seperti ini menimpa Kakak, jadi mungkin dia lari entah ke mana karena panik." Inez menepuk lengan putrinya. Hazel tidak pernah membuat mereka cemas. ... Matahari terbenam. Diana tiba-tiba muncul di luar gerbang sebuah rumah. Dia menggunakan teleportasi. Diana menarik napas dalam-dalam sebelum membuka gerbangnya. Ini adalah rumah Nenek Rosnah, orang yang membesarkannya. Ada pepatah yang mengatakan "kampung halaman adalah hal yang paling penting." Itulah yang dirasakan Diana kini. Dia dan Nenek Rosnah sudah berpisah selama 300 tahun. Rumahnya sunyi, seolah-olah tidak ada orang. Namun, aroma samar di ruang utama memberitahunya kalau ada orang di sini. Dia membuka pintu, kemudian melihat neneknya yang hanya dia lihat dalam mimpi selama 300 tahun sedang berbaring di tempat tidur. Wajah Nenek Rosnah pucat pasi. Tubuhnya di bawah selimut kurus kering. Napasnya pun terasa sangat lemah. Tanpa perlu diagnosis, Diana tahu kalau neneknya sakit dan koma. Sebenarnya, saat kehidupan sebelumnya dan sebelum dia pergi ke rumah Keluarga Wistoria, kesehatan Nenek Rosnah sudah sangat buruk. Namun, karena Nenek Rosnah tidak punya uang, dia tidak pernah pergi berobat. Di kehidupan sebelumnya, selain karena mendambakan kasih sayang keluarga, dia tetap bertahan di rumah Keluarga Wistoria karena ingin bisa menjadi kaya demi mengobati nenek dan adiknya. Selain Diana, Nenek Rosnah juga membesarkan seorang adik laki-laki yang menderita autisme. Mereka juga tidak memiliki uang untuk pengobatannya. Di kehidupan sebelumnya, Diana selalu berpikir setelah dia mempunyai uang, dia akan pulang untuk membawa Nenek Rosnah pergi berobat. Tak disangka .... Mereka akan berpisah selama 300 tahun. Untungnya kini dia sudah kembali. Semuanya belum terlambat. Diana meletakkan tangannya di pergelangan tangan Nenek Rosnah, memejamkan matanya, lalu mulai mendiagnosis Nenek Rosnah .... Sebenarnya, setelah kecelakaan itu, Diana pergi ke Alam Kultivasi .... Dia menjadi alkemis di alam itu. Berbagai penyakit yang sulit dan rumit di alam itu tidak menjadi masalah baginya. Jadi, penyakit Nenek Rosnah tentu saja bukan masalah baginya!

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.