Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 15 Inez: Apa Kamu Senang Membuat Orang Khawatir?

"Aku nggak dekat dengannya, jadi nggak ada yang perlu dibicarakan," kata Diana. [Apa Mak Lampir sudah gila? Tadi dia mengambil kalung Hazel di depan kamera, sekarang dia malah begitu cuek pada Zayn.] [Kenapa Zayn terlihat takut pada Mak Lampir?] [Jangan-jangan ada rahasia di antara mereka berdua?] Zayn menggertakkan giginya .... Meskipun mereka salah meninggalkannya di dalam mobil .... Diana sendiri tidak apa-apa, tapi malah tidak memberi tahu mereka, lalu membiarkan mereka sekeluarga cemas dan merasa bersalah. Beberapa hari itu, suasana di dalam rumah sangat buruk. Ibunya juga sering menangis. Lupakan saja. Lagi pula, Zayn sudah bertemu dengannya. Siaran langsung akan ditutup dalam setengah jam. Pada saat itu, baru dia berbicara dengan Diana. Zayn berdiri di sebelah Diana, lalu dia melambaikan tangannya kepada Hazel. Meskipun Hazel tidak ingin, dia masih berjalan mendekat. Diana tampak merasa jijik, lalu dia segera melangkah beberapa langkah ke sisi lain .... Zayn terdiam. Hazel pun terdiam. Kru terdiam. Warganet di ruangan siaran langsung juga terdiam. [Diana sungguh sudah gila! Ekspresi macam apa itu? Kenapa dengannya?] [Maka itu, dia nggak sopan!] [Kenapa dia, orang yang nggak dikenal, bertingkah seperti orang penting di depan Zayn dan Hazel?] [Mungkin mereka ingin melakukan yang sebaliknya.] [Orang seperti apa yang dicari sutradara? Cepat keluarkan Diana! Ini memengaruhi perasaan kami saja!] [Keluarkan Diana +1] [Keluarkan Diana +10086] [Keluarkan Diana + nomor KTP] ... ... Karena ini hari Sabtu, selain Zayn dan Hazel yang sedang syuting acara, serta Joseph yang sedang di luar negeri, semuanya ada. Jerry, George dan Inez sedang menonton siaran langsung di ruang kerja. Caleb adalah seorang dokter. Karena kemarin sore dia telah melakukan tiga operasi berturut-turut, dia merasa sedikit lelah dan sedang tidur. Sebenarnya kalau bukan karena Diana juga berpartisipasi dalam acara ini, Jerry dan George juga tidak akan menonton acara varietas seperti ini. Waktu mereka sangat berharga. Mereka memiliki puluhan juta pesanan setiap menit. Jadi, Jerry dan dua orang lainnya melihat Diana menarik kalung di leher Hazel. Mata Inez berkilau saat melihat kalung itu. Jerry mengernyit. "Kenapa Hazel memakai kalung Diana?" "Kemarin di mobil, Hazel merasa penasaran saat melihat kalung Diana, jadi dia memakainya. Lalu, nggak disangka malah terjadi kecelakaan. Hazel pun nggak sempat mengembalikannya," jelas Inez. "Lain kali ingat untuk mengembalikannya agar nggak terjadi kesalahpahaman yang nggak diperlukan," pesan Jerry dengan alis berkerut. Menurutnya, dia telah memanjakan Hazel sehingga Hazel tidak akan begitu serakah menginginkan kalung murah milik Diana. Namun, dari ekspresi Diana, jelas kalau Diana sudah salah paham. "Aku mengerti." Inez mengangguk dengan murung. George menunjuk layar dan berkata, "Sepertinya Zayn nggak bisa diandalkan." Di siaran langsung, Diana menolak untuk berbicara bersama Zayn dengan sinis. Inez tampak sedikit marah, lalu dia mengambil ponselnya dan berkata, "Aku sendiri akan berbicara dengan Diana." Kemudian, dia menelepon anak keempatnya, Zayn. ... Di kaki gunung. Zayn mengangkat telepon, lalu dia menutupi mulutnya dan berbisik, "Halo." Pada saat yang sama, dia meminta juru kamera yang mengikutinya untuk menjauh sedikit. "Zayn, berikan ponselmu kepada Diana. Aku ingin bertanya padanya. Kalau dia marah, aku juga marah. Karena dia nggak apa-apa, kenapa dia nggak pulang ke rumah? Apa dia senang membuat kita khawatir?" kata Inez dengan emosi. Saat Inez melihat Diana, awalnya dia sangat terkejut, tapi kemudian dia menghela napas lega. Dia tidak perlu dianggap sebagai pembunuh lagi. Setelah itu, dia sangat marah karena Diana membuatnya tidak bisa hidup nyaman selama beberapa hari ini. Beberapa hari itu, dia sangat cemas. Lalu, dia sangat marah pada Diana selama beberapa hari ini. Tadi ketika dia melihat Diana langsung mengambil kalungnya dari leher Hazel dan membuat Hazel malu, amarahnya pun bertambah.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.