Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 5 Mas Kawin yang Diberikan Padanya Tidak Boleh Direbut Orang Lain

Setelah Ricky menutup telepon, Leonard menyuruhnya turun untuk menjenguk Esther. Sementara itu, dia sendiri pergi terlebih dulu. Begitu Ricky berjalan menuju panti jompo, mobil Jeff tiba di tempat itu. Ketiga anggota keluarga Lumington itu mengenakan pakaian serasi, seakan ingin menunjukkan kepada semua orang kalau mereka adalah keluarga. Jenny merangkul lengan Stella. Sepanjang jalan, dia terus mengeluh tentang bagaimana Esther lebih berpihak pada Felicia daripada dirinya. "Ibu, nanti waktu bertemu nenek, pastikan dia memberikan saham Felicia padaku!" "Jangan khawatir, kamu itu putri sah keluarga Lumington, sedangkan Felicia hanya putri palsu. Dulu nenek nggak tahu, jadi dia sayang sama dia. Tapi sekarang kamu sudah kembali, semua yang dulu milik Felicia pasti akan menjadi milikmu." Stella menepuk tangan Jenny sambil mengeluh kepada Jeff, "Suamiku, ibumu itu kenapa, sih? Kenapa dia sangat baik pada Felicia, si anak palsu itu? Bukannya sayang sama cucu kandungnya, dia malah memanjakan anak palsu itu dan bahkan memberinya banyak saham?" "Terakhir kali waktu kita datang untuk membicarakan hal ini, dia malah marah besar, mengomeli kita habis-habisan dan berkata kalau dia cuma mengakui Felicia, bukan Jenny. Mana ada nenek yang seperti itu?" "Jenny sudah banyak menderita di luar selama ini. Sekarang setelah kembali, ibumu bukannya merawat dan menyayanginya, dia malah membedakan perlakuannya." Jenny mendengarnya dengan serius, lalu mengangguk setuju. Neneknya sudah tua. Demi membantu Felicia, dia bahkan membuat dirinya menjadi nenek yang bodoh dan membuat keluarga Lumington harus mengeluarkan banyak uang untuk merawatnya setiap tahun. Akan lebih baik kalau semua uang untuk panti jompo ini diberikan padanya. Jeff melirik kedua wanita itu dan berkata, "Felicia dibesarkan oleh nenek, jadi tentu saja ada ikatan emosional di antara mereka." "Jenny baru saja kembali, dia kehilangan kesempatan untuk membangun hubungan dengan nenek, tapi sekarang belum terlambat. Felicia sudah pergi dari keluarga Lumington, jadi Jenny, kamu harus sering datang menemani nenek dan berperilaku baik. Kalau nenek melihatmu sebagai cucu yang baik, dia pasti akan menyayangimu dan akan mendukungmu." "Kita ini satu keluarga, darah yang sama mengalir dalam tubuh kita, sementara Felicia cuma orang luar. Meski nenek mencintainya, dia sudah nggak ada di keluarga Lumington lagi, jadi apa yang bisa dia dapatkan?" "Jadi Jenny, kamu akan menjadi pemenang terakhir." Setelah mendengar itu, Jenny langsung menjadi tidak senang karena harus menyenangkan hati neneknya. Dia baru saja kembali ke keluarga Lumington dan menikmati kehidupan sebagai putri asli, jadi mana mungkin dia ingin pergi ke panti jompo setiap hari? Namun, Stella menariknya dan Jenny pun tidak berbicara lagi. Ketiga orang itu akhirnya menuju lantai tempat Esther tinggal. Sebelum sampai di depan kamar, mereka sudah melihat Felicia sedang berjalan bersama Esther di taman. Esther menggenggam tangan Felicia dan terus-menerus mengobrol dengannya. Wajah Jeff dan Stella langsung menjadi suram. "Bagus, ya! Sebelumnya dia pergi dengan sangat tegas dan bilang nggak mau uang darimu, bahkan nggak mau mengambil apa pun dari keluarga Lumington, tapi sekarang malah datang mencari ibumu. Ternyata dia ingin merebut bagian terbesar, ya?" Stella berkata dengan marah, "Dulu waktu datang mencari ibumu, dia nggak mau memberi saham kepada Jenny, ternyata Felicia yang lebih dulu mendahuluinya!" Wajah Jeff juga terlihat tidak senang. Dia merasa sudah cukup baik terhadap Felicia. Meski tahu Felicia bukan putri kandungnya, dia sudah merawatnya sampai besar. Saat pergi, dia bahkan memberi Felicia 400 juta dan memposting pengumuman pencarian di internet. Sebelumnya Felicia mempermalukan Jenny di depan Austin di rumah keluarga Lumington, tetapi Jeff tidak mengatakan apa-apa . Namun, dia tidak bisa membiarkan Felicia menginginkan saham perusahaan. "Ayo pergi." "Ayo." Jeff dan Stella membawa Jenny, lalu mendekati Felicia dan Esther dengan marah, sementara Esther sedang memaksa Felicia untuk berjanji padanya. "Chacha, kamu harus menjaga saham yang Nenek berikan padamu dengan baik. Siapa pun yang meminta, kamu nggak boleh memberikannya kepada mereka." "Kalau Chacha nggak janji sama Nenek, Nenek akan mati di depanmu." Suara Esther terputus-putus, sementara wajahnya yang penuh keriput dipenuhi dengan keteguhan. "Chacha, kamu harus janji sama Nenek, kamu harus menjaga saham yang Nenek berikan." "Nenek." "Berjanjilah sama Nenek." Esther seperti seorang anak kecil, mulai mengamuk tanpa alasan, dan bahkan langsung duduk di lantai. "Kalau Chacha nggak janji sama Nenek, Nenek akan mati." Felicia tidak punya pilihan lain, hanya bisa berjanji padanya, dan membantunya berdiri. "Ya, ya, aku janji sama Nenek nggak akan membiarkan orang lain merebut saham yang Nenek berikan padaku. Aku pasti akan menjaganya dengan baik." "Sekarang Nenek sudah bisa berdiri, 'kan?" Akhirnya Esther tersenyum bahagia, memegang tangan Felicia, dan perlahan berdiri. "Chacha, saham itu milikmu, jangan kasih ke orang lain. Mau itu Jeff, Stella, atau si Jenny itu, Nenek nggak mengakui mereka. Nenek cuma mengakuimu." "Saham yang nenek berikan padamu itu milikmu, mereka nggak bisa merebutnya, nggak ada orang yang bisa merebutnya." Selama Chacha yang baik tidak memberikan saham itu secara sukarela, Esther tidak akan memberikannya kepada mereka, bahkan meski dia harus mati. Chacha telah diusir dari keluarga Lumington, bahkan orang tuanya yang sudah bertahun-tahun dipanggilnya "ayah" dan "ibu" tiba-tiba menghilang. Sekarang, kalau saham itu sampai direbut, Chacha akan kehilangan mas kawinnya di masa depan. "Saham itu adalah mas kawin yang Nenek berikan pada Chacha, jadi Chacha nggak boleh memberikannya kepada orang lain." Esther khawatir Felicia hanya menghiburnya, jadi dia berkata dengan serius sekali lagi, "Mas kawin itu adalah hadiah dari Nenek untuk memastikan Chacha nggak akan kelaparan di masa depan." Hati Felicia terasa sangat berat. Esther punya kecerdasan seorang anak berusia enam tahun, tetapi masih ingat untuk memberi mas kawin padanya agar dia bisa hidup tanpa khawatir di masa depan. Bukan hanya saham yang diberikan Esther kepadanya, tetapi juga cinta sepenuh hati dan dukungan dari Esther. Dengan cinta dari Esther seperti ini, Felicia berpikir, meski di masa depan dia harus hidup sendirian, dia tidak akan merasa kesepian atau tidak berdaya. "Bagus, ya, Felicia. Apa yang kamu janjikan dulu di keluarga Lumington? Dan sekarang apa yang kamu lakukan?" Suara marah Stella tiba-tiba terdengar, tepat saat Felicia baru saja membantu Esther berdiri. Felicia melihat Stella yang berwajah sangat marah, sekarang sedang menatapnya dengan penuh kebencian. Di belakang Stella, ada Jeff dan Jenny yang mengikutinya. Ketiga orang itu mengenakan pakaian serasi seolah ingin menunjukkan kalau mereka adalah keluarga inti. "Felicia, kamu sudah keluar dari keluarga Lumington. Semua yang berkaitan dengan keluarga Lumington nggak ada urusan denganmu. Sekarang kamu datang mencari nenek, kamu mau cari orang untuk mendukungmu?" "Selain itu, dulu waktu di keluarga Lumington, kamu berkata dengan lantang nggak akan mengambil apa pun dari keluarga Lumington. Kalau gitu, apa sekarang kamu datang mencari nenek untuk mengembalikan saham itu?" Jeff bertanya dengan nada mengancam. Matanya yang memandang Felicia sangat dingin dan tanpa empati. Jenny juga ikut mengejek, "Putri palsu memang putri palsu. Takut hidupnya susah setelah keluar dari keluarga Lumington makanya langsung datang mencari nenek dan memanfaatkan nenek yang sudah nggak bisa berpikir dengan baik. Felicia, kamu benar-benar sangat rendah!"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.