Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 16 Penipu yang Sombong

Emily menatap dengan tegas dan berbicara dengan penuh keyakinan. Dia menatap Felicia dengan kesal, mengamati rambutnya sudah memutih dan mengenakan pakaian yang membungkus tubuhnya rapat-rapat. Ekspresi di wajahnya nyaris menuliskan kata-kata "penipu" secara terang-terangan. "Pak Oliver, Pak Leonard, inilah Elim yang asli." Seorang wanita cantik dan tangkas itu mendekati Emily. Saat matanya menatap Leonard, ada kilatan kekaguman dan rasa cinta yang melintas cepat di matanya meski dia segera menyembunyikan emosinya dengan baik. Wanita itu membuka mulutnya perlahan, suaranya mantap dan penuh keyakinan. "Ya, benar. Saya adalah Elim yang asli. Pak Leonard, penyakit Pak Oliver sangat serius." "Beliau harus segera diobati, nggak bisa ditunda lagi." "Kalau Anda sembarangan menyerahkan pengobatan kepada seorang penipu, itu akan membahayakan nyawa Pak Oliver." "Kamu bilang kamu itu Elim, kalau gitu tunjukkan buktinya." Wanita itu menatap Felicia dengan tatapan meremehkan, jelas menunjukkan sikap tidak menghargai. Felicia tersenyum. Di balik kacamata presbiopi yang dia kenakan, matanya berkilat dingin dan penuh ejekan. "Kenapa aku harus membuktikan diriku?" "Kalau kamu nggak membuktikan dirimu, apa hakmu menangani penyakit Pak Oliver?" "Kalau gitu, kamu bilang kamu itu Elim, apa buktinya?" Di sudut ruangan, Connie tidak bisa lagi menahan diri. Dia merasa seluruh tuduhan ini terlalu konyol. Mana mungkin ada orang yang meragukan identitas gurunya? "Tentu saja aku punya bukti untuk membuktikan diriku." Wanita itu mengeluarkan ponselnya, lalu membuka kotak masuk email dan menunjukkan email yang Leonard kirimkan kepada asisten Elim. "Ini adalah email-emailku dengan Pak Leonard. Semua permintaan pengobatan yang dikirimkan Pak Leonard padaku ada di sini." "Pak Leonard, lihatlah ini." Wanita itu menyerahkan ponselnya kepada Leonard, lalu suaranya menjadi lebih lembut. "Pak Leonard, nama asli saya adalah Medeline Kimberly." "Saya adalah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Eldorado. Selama bertahun-tahun ini, saya telah menyelamatkan banyak pasien dengan menggunakan nama Elim, tapi sayangnya, karena keterbatasan energi, saya nggak bisa menerima setiap pasien yang mencari pengobatan." "Tentang penyakit Pak Oliver, awalnya saya nggak melihatnya dengan teliti, jadi pada awalnya saya menolak." "Tapi setelah menerima permohonan pengobatan dari Pak Leonard, saya tergerak oleh rasa bakti Pak Leonard, lalu saya memeriksa dengan cermat kondisi medis Pak Oliver, dan akhirnya memutuskan untuk mengobatinya." Makin lama dia berbicara, suaranya menjadi makin lembut. Pandangannya kepada Leonard makin terlihat penuh rasa cinta yang tidak bisa dia sembunyikan. Leonard duduk di sofa tanpa menunjukkan ekspresi apa pun di wajahnya. Kaki panjangnya disilangkan dengan anggun dan matanya tertuju pada layar ponsel yang ditunjukkan Medeline kepadanya. Di layar itu, memang ada serangkaian email dengan detail yang sesuai. Tanggal, waktu, dan isi pesan-pesan itu persis seperti yang dia kirimkan sebelumnya. Setelah membacanya, Leonard menatap Felicia dengan tajam. "Guru Elim, bagaimana menurutmu?" Felicia menyadari kalau Leonard masih memanggilnya sebagai "Guru Elim". Itu menunjukkan kalau di dalam hatinya, pria itu sebenarnya memercayainya. Kalau Leonard memercayainya, berarti dia tidak perlu membuang waktu untuk membuktikan dirinya. Sebaliknya, kalau pria itu tidak memercayainya, tidak peduli seberapa banyak dia mencoba membuktikan kebenaran, itu tidak akan ada gunanya. "Aku hanya akan mengatakan satu hal. Aku adalah Elim. Nggak ada yang perlu aku bicarakan lagi," jawab Felicia dengan nada tenang, lalu menatap Medeline. "Kenapa aku nggak pernah mendengar ada alumni bernama Medeline Kimberly di Fakultas Kedokteran Universitas Eldorado, ya?" "Tentu saja seorang penipu sepertimu nggak akan tahu apa-apa tentang Fakultas Kedokteran Universitas Eldorado." Tatapan matanya dipenuhi dengan penghinaan. "Sebaiknya kamu pergi saja dari sini sebelum Pak Leonard marah. Kalau nggak, kamu nggak akan mampu menanggung akibatnya." "Pak Leonard, karena penipu ini nggak bisa membuktikan dirinya, lebih baik langsung usir dia saja." Felicia tertawa. Sebagai Elim yang asli, belum ada yang berani bersikap seangkuh ini di hadapnya. Namun, sebelum Felicia bisa membalas, Leonard tiba-tiba berkata. "Kalau gitu, mari kita lakukan ini dengan adil. Aku ingin kalian berdua memberikan bukti identitas kalian masing-masing." "Nona Medeline sudah mengeluarkan salah satu bukti, sekarang giliranmu." Tatapan Leonard tertuju pada Felicia, terutama pada tangannya yang ramping dan bersih. Jari-jarinya panjang, putih, dan terlihat anggun tanpa noda cat kuku sehingga memberikan kesan elegan dan profesional. Leonard bahkan bisa membayangkan bagaimana tangan itu memegang pisau bedah. Itu pasti pemandangan yang sangat memukau. Felicia tersenyum, lalu menatap Leonard dengan tenang dari balik kacamata presbiopinya. "Jadi, Pak Leonard nggak percaya padaku?" Padahal, sebelumnya dia sempat berpikir kalau Leonard memercayainya. Leonard menjawab, "Aku juga ingin percaya padamu, tapi istri Dokter Harry membawa Nona Medeline dan dia telah menunjukkan buktinya kalau dia adalah Elim. Kamu bilang kamu adalah Elim, tentu saja kamu juga harus menunjukkan bukti untuk membuktikan dirimu. Dengan begitu, Nyonya Emily dan Nona Medeline juga akan merasa puas." Felicia menyipitkan matanya. Dia merasa kalau tujuan Leonard yang sebenarnya bukanlah ini. Siapa Leonard itu? Dia adalah orang terkaya di Avalon, satu-satunya pewaris Konsorsium Osbert yang berbasis di Kota Eldorado. Pada usia 16 tahun, dia sudah masuk ke dalam Konsorsium Osbert. Pada usia 18 tahun, dengan tangan besinya yang tegas dan metode keputusannya yang tidak tergoyahkan, dia membersihkan semua lawan di dalam konsorsium, dan menjadikan Konsorsium Osbert perusahaan terkemuka di Avalon. Menurut rumor, satu-satunya pewaris Konsorsium Osbert, Leonard Osbert, berhati dingin, kejam, tidak punya belas kasihan, dan sangat menjaga dirinya hingga tidak pernah mendekati wanita. Dia dianggap tidak punya kelemahan. Siapa pun yang menyinggung atau mengkhianatinya pasti akan mendapat akhir yang mengerikan. Namun, Felicia tahu kalau kelemahan Leonard adalah Oliver. Pria ini tidak seperti rumor yang beredar. Sebaliknya, dia sangat menghormati kakeknya. Kalau sejak awal Leonard meragukannya, dia akan menyelidiki Felicia sejak awal. Fakta kalau dia tidak melakukannya bukan berarti dia tidak menyelidiki Felicia, tetapi karena setelah menyelidiki, dia yakin kalau Felicia memang Elim yang asli. Namun, sekarang Leonard malah mengikuti arah pembicaraan Emily dan Medeline, memintanya untuk membuktikan identitasnya. Felicia merasa ini sangat konyol. Elim hanyalah identitas profesionalnya sebagai dokter, yang terpenting adalah dirinya sendiri. "Jadi, Pak Leonard sudah nggak percaya padaku lagi?" Kaki panjang yang sebelumnya disilangkan oleh Leonard perlahan diturunkan. Dia duduk tegak dengan anggun. Suaranya yang rendah dan magnetis terdengar dengan tempo yang stabil, "Masalah ini menyangkut nyawa kakekku. Aku nggak punya pilihan selain berhati-hati. Tolong dimengerti." "Elim adalah ahli bedah internasional yang hebat. Dia telah melakukan banyak operasi. Kalian berdua hanya perlu menjelaskan beberapa prosedur dari operasi yang telah menyelamatkan nyawa pasien." "Pak Leonard, kalau Anda punya waktu luang untuk mendengarkan prosedur operasi Elim, lebih baik pikirkan dengan baik tentang rencana perawatan Pak Oliver dulu!" Felicia berkata yang dingin, "Mengenai Pak Leonard yang ingin melihat proses operasi, kenapa nggak langsung menyaksikan versi aslinya daripada mendengarnya melalui cerita?" "Tapi sebelum itu, aku ingin mengonfirmasi identitas asli Nona Medeline dulu." Setelah Felicia mengatakan itu, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon dekan Fakultas Kedokteran Universitas Eldorado. "Tut, tut, tut ... " Telepon berdering tiga kali sebelum orang di seberang telepon mengangkatnya. "Halo, Elim, akhirnya kamu mau meneleponku lagi." Suara Frans, dekan Fakultas Kedokteran Universitas Eldorado, terdengar penuh kejutan. "Aku menunggumu seperti menunggu bulan jatuh ke pangkuan." "Pak Frans, saya dengar, ada seorang mahasiswa lulusan dari fakultas kedokteran kalian yang bernama Medeline Kimberly, itu benar nggak?"

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.