Negosiasi
"Tolong jangan lakukan!" Chloe mendesak dada Erland agar menjauh darinya saat tubuh mungilnya bersentuhan dengan dinding.
"Memang mengapa jika saya ingin? Sudahku bilang, jangan kecewakan orangtuaku." Senyuman licik menyungging di atas wajah tampan Erlan.
"Kalian menatapku sebagai apa?" Sendu, hanya itu yang ditunjukan Chloe di dalam bola matanya yang bergetar dan memerah. Chloe sudah tidak sanggup bersikap kuat, dunia terlalu kejam untuknya, tidak memberinya ampun. Semakin dirinya memberontak, takdir semakin mengujinya.
Erland memegangi dagunya seiring menatap remeh ke arah Chloe. "Menurutku kau adalah gadis keras kepala dan menjengkelkan!"
"Kau tidak memiliki belas kasihan, kejam!" Mata Chloe yang memerah seakan hampir basah, kini menunjukan aura berang.
"Ck, apa yang kau katakan?" Erland menunjukan senyuman tidak peduli, "saya tidak membutuhkan penilaianmu."
Bibir indah Chloe sudah siap memaki, sekarang keberanianya kembali. Namun, Erland menghisap bibir lembut itu penuh hasrat, bermain liar tanpa memberi kesempatan pada Chloe untuk mengambil napas.
Pun, kedua telapak tangan Chloe sudah tidak mampu menyered dada bidang Erland karena tidak ada jarak satu inci pun di antara tubuh mereka. Gadis ini hanya mampu pasrah dengan tangisan di dalam hati.
Setelah puas menyatukan saliva dengan gerakan lidah liar, Erland menarik pinggang Chloe dengan cepat hingga mendarat di atas ranjang. Erland adalah seorang pria banyak pengalaman, dia bisa membangkitkan dewi jalang yang terselubung di bagian inti wanita, pun pada Chloe.
Gadis di bawah kungkungannya mengeluarkan desahan kecil kala permainan bibir dan telapak tangan Erland berkelana.
Namun, perih tetap merajai hati Chloe. Lebih baik, saya menyusul mama dan papa. Batinnya.
Erland mulai menjamah Chloe, menikmati gadis ini saat tetesan berlian mengalir dari sudut mata Chloe.
Esoknya, Erland memenjarakan Chloe di dalam kamar untuk berjaga-jaga agar calon pengantinnya tidak kabur. "Beri dia makan sesuai jadwal, tapi ingat berhati-hati dia bisa saja mencoba lari!" ucapnya pada semua pelayan terutama pelayan yang akan mengantarkan makanan untuk tahanan tuannya, "beri dia vitamin dan asupan gizi yang cukup, tapi jangan manjakan dia, apapun pintanya!"
Erland tidak ingin berdiri bersisian bersama pengantin wanita bertubuh kurus, tubuh Chloe harus langsing, tapi juga berisi di bagian tertentu dan kulitnya harus segar, tidak boleh memiliki kekurangan apapun.
"Rawat tubuh dan kulitnya juga. Saat ini dia memiliki mata panja, menjijikan sekali!"
"Baik, tuan."
Kala Erland pergi, beberapa pelayan menjalankan perintahnya. Chloe bak boneka, sederet perawatan tubuh diaplikasikan termasuk mencabuti bulu kaki.
"Argh!" teriak Chloe.
"Maaf, nona." Si pelayan menundukan kepala.
Chloe mengatup mulutnya karena tidak ada guna memaki, semua orang di rumah ini satu irama dengan Erland, kejam!
Sementara, Erland menggoreskan mata pena, menghasilkan coretan indah. Sebuah tanda tangan di atas meterai diserahkan pada si sekretaris. Pria ini memertahankan sikap dingin dan berwibawa hampir di manapun dia berada, kecuali kala dihadapkan dengan Alfred dan Elena. Saat ini hanya orantuanya yang mampu membuat Erland tunduk.
"Sedang apa gadis itu?" Tanpa sadar Erland memikirkan Chloe, "tunggu, kenapa dia hadir di kepalaku!" kesalnya.
Erland memutar bolpoind yang diapit jemari berharganya bersama pikiran masih tertuju pada Chloe. "Dia memang cantik, tapi gila! Baru pertama saya melihat gadis sekasar itu."
Pengalamannya bersama seorang wanita selalu memuaskan, mereka lembut dan memanjakannya, lain halnya dengan Chloe yang justru berkebalikan. "Sebenarnya tidak sulit untukku mencari wanita cantik. Ralat, tidak perlu dicari, mereka datang sendiri, tapi ...." Dihembusnya napas cukup kasar, "tidak ada yang ingin memberiku anak selain Sheilla. Padahal saya sudah berbaik hati menawarkan pernikahan kontrak sampai anakku lahir. Dasar wanita jalang sok jual mahal, padahal dia sendiri yang memulai, meminta menikah pada mama dan papa!"
Bolpoint disimpan kasar, jemarinya berganti mengetuk-ngetuk meja bersamaan dengan menggerakan kursi putar yang didudukinya, sedikit memainkan kursi tersebut. "Setelah anakku lahir, Chloe akan saya tinggalkan, saya tidak memerlukannya!" Salah satu sudut bibirnya kembali melengkung licik.
Tidak ada belas kasihan, bahkan walau mengetahui sisi menyedihkan Chloe yang seorang anak yatim piatu di usia muda. Erland kembali pada pekerjaannya setelah berjibaku dengan untaian recana merugikan sebelah pihak.
***
"Jangan mengharapkan pernikahan ini kekal," kata Erland kala dia duduk berjauhan dengan Chloe di meja makan.
"Memang siapa yang ingin menghabiskan sisa masa hidupnya denganmu!" ketus Chloe. Dia duduk di sebrang Erland. Meja makan ini berbentuk persegi panjang dan keduanya di sisi berlainan.
Erland mengangkat satu alisnya. "Memang siapa yang meminta dinikahi, hm?" Seulas senyuman mengejek dipasang diakhir.
"Saya meminta pertanggung jawabanmu, setidaknya andai saya hamil, saya tidak akan malu karena sudah memiliki suami!" tutur Chloe dengan tegas.
"Jika begitu, kau harus siap tempur setiap malam agar kau hamil." Senyuman genit melengkung nakal. Malam ini Erland bermaksud memangsa Chloe lagi, "satu lagi yang harus kau ingat, pernikahan ini hanya sampai kau melahirkan putraku. Putraku, kau paham!" Pria ini menegaskannya, dia tidak ingin Chloe berselingkuh hingga mengandung anak orang lain, tapi memakai nama belakangnya.
Selera makan Chloe yang sejak awal tidak muncul, sekarang semakin terkubur saja. Dunia ini memang tidak adil padaku, apa setelah berpisah dengan Erland saya akan bertemu seorang pria impian? Batin Chloe.
"Apa yang sedang kau pikirkan, bagianmu?" Bibir Erland melengkung miris pada gadis miskin di hadapannya, "tenang saja, kau akan mendapatkan harga yang sepadan," hinanya. Tampaknya Erland tidak bisa menghargai manusia berbeda level dengannya.
Leher Chloe tercekik sendu, tapi mendapatkan uang lebih baik dari pada tidak sama sekali, setidaknya uang itu bisa digunakan untuk memperbaiki hidup. "Saya menunggu!" Tatapan mata Chloe menajam kala hatinya dirundung jutaan duri.
Sementara, Erland tersenyum puas. Rupanya uang yang bisa menaklukan gadis ini, sekarang saya mengerti mengapa dia tidak menerima tumpukan uang dan mobil rupanya jumlah itu kurang. Ck, lintah darat! Batin Erland.
Para pelayan di ruang makan mendengar negosiasi yang dilakukan tuan bersama calon nyonya, tapi ekspresi mereka datar, tidak ada yang berani menggambar mimik wajah di hadapan Erland.
Selesai makan malam, Erland pergi ke bar. Pria ini sudah membuat janji bersama seorang wanita karena satu wanita tidak membuatnya cukup, sedangkan Chloe kembali dikurung di dalam kamar besar ini. Gadis ini menemukan beberapa bukti bejatnya Erland yang tersembunyi di dalam laci. Ada banyak alat pencegah kehamilan untuk pria "Jadi, kau maniak! Berapa banyak wanita yang kau tiduri?"
Jijik, hanya itu yang dirasa Chloe. Tubuhnya sudah dinodai pendosa besar.
Bersambung ....