Bab 37
"Pak Gilbert, jangan berpura-pura baik seperti seekor kucing yang menangisi tikus. Luka yang kamu berikan pada Hana adalah sesuatu yang nggak akan bisa kamu tebus seumur hidupmu."
Setelah berkata demikian, Elia melotot pada Gilbert, lalu langsung pergi dengan mobilnya.
Mendengar kata-kata itu, dada Gilbert terasa sesak hingga hampir meledak.
Dia merogoh sakunya, mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya, lalu mengisapnya dalam-dalam.
Asap putih segera menyelimuti wajah tampannya yang tegas, memberikan kesan muram pada auranya yang sudah dingin.
Dia teringat akan kejadian empat tahun lalu, ketika Miranda terus mengancam untuk bunuh diri. Dia terpaksa membohongi Yohana dengan alasan dinas ke luar kota.
Namun, saat dia kembali, dia menemukan tangan Yohana tak lagi bisa memegang sendok.
Ketika dia bertanya tentang apa yang terjadi, Yohana hanya menjawab dengan santai bahwa tangannya terluka oleh pecahan kaca, bukan masalah besar.
Jika saja dia lebih peduli pada wanita itu. Gilbert pasti a
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link