Bab 80
Luki hanya berdecak lidah tanpa berkata apa-apa.
Sheila merasa agak canggung. Namun, melihat lorong yang penuh dengan keranjang bunga, dia tetap bertanya, "Kenapa kamu mengirim begitu banyak keranjang bunga?"
Dengan nada malas, Luki menjawab, "Karena studionya baru dibuka."
Sheila menjawab dengan lembut, "Terima kasih."
"Kalau mau berterima kasih, traktir aku makan malam ini."
Luki berkata dengan santai sambil bersandar di kursi kerjanya.
Sesaat setelah mengatakan itu, pintu kantor Luki terbuka, dan Yansen masuk bersama dua temannya.
Melihat Luki sedang menelepon, dia duduk di sofa dan mulai mengobrol.
Dia berkata kepada pria berambut pirang, "Aku sudah bilang Luki lagi sibuk dengan pekerjaannya akhir-akhir ini, tapi kalian nggak mau mendengarkanku dan tetap mau ikut sama aku."
Sambil berkata begitu, Yansen melirik Luki.
Luki memandangnya sekilas, dan tetap melanjutkan telepon dengan Sheila.
Pria yang lain tersenyum dan berkata, "Sepertinya Luki sudah berubah. Meski sudah lama pulang,

Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link