Bab 169
Victoria tidak tahu apa perasaan Julian terhadapnya itu tulus atau tidak, tetapi dia bisa merasakan kalau Julian memang sangat terobsesi dengan tubuhnya.
Victoria langsung teringat pada hal itu, seolah-olah ada puluhan ribu ulat merayap di kepalanya.
Membuat tubuhnya terasa gatal dan geli.
Julian tidak membiarkan pembicaraan berhenti begitu saja dan langsung bertanya, "Sudah makan malam belum?"
Victoria melirik waktu, baru lewat pukul empat. "Belum, nanti aku pesan makanan saja."
"Gimana kalau aku yang atur?"
"Kamu yang atur?" Victoria tertawa. "Gimana kamu akan mengaturnya?"
"Kirim lokasimu. Aku ingat di Kota Bernadi ada beberapa restoran terkenal yang disukai penduduk lokal. Nanti aku pesan dan kirimkan langsung ke tempatmu."
"Oke. Kalau gitu, aku serahkan ke Pak Julian."
Suara tawa pelan pria itu terdengar balik telepon. "Pasti nggak akan mengecewakanmu."
Setelah menutup telepon, Victoria tertidur sebentar. Tepat pukul enam, sebuah telepon membangunkannya dari tidur.
"Halo Nyonya Ju
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link