Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 12 Memberinya Tujuh Ratus Ribu Dolar

Yvonne tidak menikahi Henry demi hartanya. Dia menikahinya karena Yvone diam-diam mengagumi Henry selama bertahun-tahun. “Sepertinya kau membutuhkannya.” Ekspresi Henry berubah menjadi jelek. Tidak ada seorang pun pernah menolaknya secara langsung. “Ngomong-ngomong, aku masih harus mencari ibuku. Bisakah kau mengantarku ke sana?” Yvone sudah lama pergi dan tidak tahu apakah ibunya masih menunggu di rumah sakit. Mungkin ibunya sudah pulang. "Tentu." Henry memutar mobil dan mengantarnya langsung ke rumah ibunya. Untuk bersikap sopan, Henry juga turun dari mobilnya dan menemani Yvonne. Yvonne mencengkeram tasnya dengan canggung. Meski sudah lama menikah, ini pertama kalinya Henry menemaninya pulang. "Apakah kita sudah sampai?" "Hampir! Hampir!" Yvonne mempercepat langkahnya dan tersipu, tidak berani menatap wajah Henry. Pada saat mereka tiba, pintu depan dibiarkan terbuka. Yvonne membuka pintu. “Bu, ibu sudah pulang?” "Kenapa kamu lama sekali?! Apakah kamu berhasil mendapatkan uangnya kembali? Mana lihat!" Ibunya Yvonne keluar dari kamar lalu meraih tasnya, tidak memperhatikan Henry yang mengikuti di belakang Yvonne. Ia mengeluarkan semua uang dari tas putrinya. Wajahnya menggelap begitu ia selesai menghitung uang. “Hanya beberapa ribu dolar? Bagaimana kamu bisa membantu adikmu dengan uang yang sedikit ini? Aku penasaran apa kamu benar-benar peduli padanya!” “Bu, ini semua uang yang aku punya di kartu bank-ku! Bagaimana keadaan Jason? Haruskah aku melihat keadaannya?” “Apa yang harus dilihat?” Ibunya memutar matanya ke arah Yvone.“Saudaramu sebenarnya tidak menabrakkan mobilnya. Dia melakukan perdagangan saham dengan beberapa teman dan kehilangan hampir seratus lima puluh ribu dolar karena pasar saham yang jatuh. Kenapa kamu tidak meminta uang pada Henry? Lagipula kamu kan sudah menikah dengannya, jadi uangnya tentu juga menjadi uangmu!" "Ibu!" Wajah Yvonne memucat. Ia tidak mengira ibunya mengatakan hal-hal seperti ini, jadi ia tidak dapat menghentikannya tepat waktu. Oh tidak! Henry pasti juga mendengarnya! Yvonne menoleh dengan panik, sangat ingin menutup pintu agar pria itu tidak bisa masuk rumah. Ia tidak tahu apa yang akan dipikirkan oleh Henry tentang dirinya setelah ini. "Seratus lima puluh ribu dolar, kan?" Dalam kepanikannya, suara dalam khas pria itu terdengar dari luar. Tak lama kemudian, sesosok jangkung muncul di sampingnya dan menatapnya dengan dingin. Yvonne menunduk karena malu. Ia berharap dapat memberitahu Henry jika itu semua hanyalah kesalahpahaman ... tapi bagaimana ia bisa membantu adiknya tanpa seratus lima puluh ribu dolar? Apakah Yvone punya pilihan lain selain meminta Henry untuk meminjamkan uangnya? "Astaga. Kamu juga ada di sini, Henry? Yvonne, kamu seharusnya memberitahuku dari tadi!” Ibunya Yvonne mengulurkan tangannya dengan tersenyum ramah dan mengundang Henry memasuki rumah. "Henry, masuklah dulu dan duduklah ...." "Tidak apa-apa, Nyonya Frey." Henry menolak ajakannya, lalu mengeluarkan ponselnya dan menelepon sebuah nomor. "Siapkan cek senilai tujuh ratus ribu dolar untukku dan bawakan." Tu-tujuh ratus ribu dolar?! Yvonne mengangkat kepalanya karena terkejut. Mengapa tujuh ratus ribu dolar? Adiknya hanya berhutang kurang dari seratus lima puluh ribu dolar! “Henry, kamu .… Oh, aku tahu kalau aku benar saat mengatakan ini adalah keberuntungan keluarga kami karena Yvonne menikahimu!” Senyuman di wajah ibunya Yvonne semakin melebar. Ia tahu kalau menantu laki-lakinya yang kaya tidak akan pernah mengabaikan mereka! "Nyonya Frey, selain hal ini, bukankah seharusnya Anda bertanya mengapa Yvonne berada di rumah sakit?” Dengan wajah dingin, Henry mengingatkannya dengan serius. "Y-Yah ..." ibu Yvonne tertawa canggung. "Aku bertanya. Itu hanya sakit lambung. Yvone selalu mengalami masalah ini. Dia akan baik-baik saja selama Yvone makan tepat waktu dan minum obat." Yvonne berdiri di samping dan tidak tahu harus berkata apa. Keluarganya selalu lebih condong pada adik laki-lakinya. Sejak ia masih kecil, tidak ada yang benar-benar peduli padanya. Setelah bertahun-tahun, ia sudah lama terbiasa dan tidak terlalu peduli. “Aku harap Anda tahu kalau sakit lambung yang sering terjadi bukanlah hal yang baik, Nyonya Frey. Itu penting untuk diperiksa di rumah sakit." Setelah berkata demikian, Henry melirik jam tangannya. “Aku masih punya urusan yang harus dikerjakan. Aku akan pergi sekarang. Asistenku akan mengirimkan ceknya nanti.” "Ayo pergi." Tanpa menunggu jawaban Yvonne, Henry meraih pergelangan tangannya. Cengkeraman pada perempuan; itu lembut tapi kuat saat ia menariknya keluar rumah.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.