Webfic
Open the Webfic App to read more wonderful content

Bab 11 Mengejar Perampok

Di gerbang rumah sakit .... Henry memarkir mobilnya di depan pintu masuk rumah sakit dan melihat jam. Ia tiba tepat waktu menjemput Yvonne yang akan keluar dari rumah sakit. Henry membuka pintu mobil untuk keluar dari mobil dan berjalan ke arah gedung rumah sakit. Bagaimanapun, ia terus memikirkan hal itu dan tak bisa tenang kecuali ia memeriksanya. Setelah menunggu beberapa waktu, Sue masih belum turun. Saat itulah Henry mulai menyadari ada yang aneh dan pergi untuk memeriksanya. Begitu ia tiba di bagian rawat inap, seorang wanita paruh baya menghalangi jalannya. Dilihat lebih dekat, wanita itu cukup familiar. "Apa ada yang bisa aku bantu, Nyonya?" "Henry, ini aku! Kamu telah melupakan aku? Aku ibunya Yvonne!" "Oh itu Anda." Henry menatapnya beberapa kali dan samar-samar mengingat orang ini. "Nyonya Frey, apakah Anda datang untuk menjemput Yvonne?" Henry bertanya dengan sopan. "Oh, ya. Haha. Bisa dibilang begitu." Ibunya Yvonne bertingkah aneh seperti biasanya. Ia bahkan tak berani menatap tatapan Henry. Henry mengerutkan kening, tetap merasa jika ibunya Yvone sedang berusaha menyembunyikan sesuatu. "Di mana Yvonne, Nyonya Frey?" "Ngomong-ngomong, aku sangat kesal! Yvonne dirampok saat ia pergi untuk mengambil uang barusan! Aku sangat marah jadi aku menyuruhnya untuk mengejar perampok itu!" “Anda membiarkan dia mengejar perampok itu sendirian?” Wajah Henry menggelap. Mengingat betapa lemahnya Yvonne, ia tidak yakin apakah Yvone yang mengejar si perampok atau si perampok itulah yang mengejarnya. "Aku akan mencarinya!" Mengabaikan ibu Yvonne yang masih berusaha untuk mengakrabkan diri dengannya, Henry bergegas ke lobi di lantai bawah dan mulai mencari Yvonne. ..... Di kantor polisi ... Yvonne mengikuti polisi itu ke kantor dan membuat laporan kepolisian. Ketika sudah selesai, hari sudah gelap dan ia masih harus bergegas kembali ke rumah sakit untuk memberikan uang kepada ibunya. Sebelum pergi, Yvone berterima kasih kepada pria yang telah membantunya. "Terima kasih lagi, Tuan. Anda bersusah payah datang ke sini bersamaku.” "Tidak apa-apa. Aku tidak bisa hanya diam saja dan tidak berbuat apa pun dalam situasi seperti itu." Elliot tersenyum dan matanya yang berbentuk almond menyipit menjadi bulan sabit. "Kudengar Anda memberi tahu polisi jika nama Anda adalah Yvonne Frey? Aku adalah Elliot Taylor." "Anda terlalu baik, Tuan Taylor. Aku seharusnya berterima kasih dengan cara yang benar, tetapi aku masih harus melakukan urusan yang mendesak. Lain kali aku pasti akan mencari kesempatan dan mentraktir Anda makan!" “Ada urusan mendesak apa sampai-sampai Anda tidak punya waktu untuk makan?” Elliot maju selangkah dan menghalangi jalannya. Ekspresi wajah Yvonne langsung berubah kikuk. Adik laki-lakinya masih menunggu uangnya, tapi lelaki itu terlihat tulus dan hanya ingin berteman dengannya. Bagaimanapun, ia telah membantu Yvone dan wanita itu juga tidak ingin bersikap kasar. "Tuan Taylor, kita bisa ...." "Tuan, Anda bisa memberi tahu aku jika Anda membutuhkan sesuatu." Saat Yvonne mencoba untuk menjelaskan, sebuah suara yang familiar terdengar di atas kepalanya. Bahkan sebelum Yvone sempat menoleh ke belakang, sebuah tangan yang kuat menariknya ke dalam pelukan seseorang. Yvonne mendongak dengan kaget dan disambut oleh wajah tegas Henry. "Kenapa kau sini?" "Aku bertemu ibumu di rumah sakit dan dia memberitahuku kalau kau pergi mengejar perampok, jadi aku datang mencarimu." Henry terdengar acuh tak acuh, tetapi ia memperhatikan Yvonne. Setelah memastikan Yvone tidak terluka, pandangannya tertuju pada Elliot. "Hai, aku suami Yvonne. Terima kasih telah membantu istriku menangkap perampok itu," Henry berkata dan mengulurkan tangannya kepada Elliot. "Suami? Anda sudah menikah, Nona Frey?" Elliot terkejut. Bagaimanapun ia melihat Yvonne Frey, wanita itu tampak seperti seseorang yang baru lulus dari universitas jadi ia tidak menyangka kalau Yvone sudah menikah. "Aku sudah menikah selama tiga tahun, Tuan Taylor." Yvonne menunjukkan cincin kawin di jari manisnya. Ini adalah pertama kalinya Yvone mendengar Henry mengakui pernikahan mereka secara lisan. "Maaf, Tuan. Kami masih memiliki urusan yang harus diselesaikan. Jika Anda menginginkan hadiah, kita bisa membicarakannya nanti." Henry mengangguk kepada pria itu dengan sopan. Setelah memberikan kartu namanya kepada Elliot, Henry membawa Yvonne kembali ke mobil. "Ngomong-ngomong, bagaimana ... kau tahu aku ada di kantor polisi?" Yvonne bertanya dengan hati-hati setelah masuk ke dalam mobil. "Seseorang di jalanan melihat kalian berdua." Henry menjawab dengan dingin tanpa terlihat adanya emosi di wajahnya seperti biasanya. "Oh ...." Yvonne menundukkan kepalanya dengan kecewa. Ia masih bisa merasakan kehangatan dari telapak tangan Henry di bahunya. Yvone mengira Henry pasti sangat mengkhawatirkannya, tapi sepertinya itu semua hanya ada di dalam pikirannya. Henry menyalakan mobilnya dan kemudian bertanya, "Ibumu memberitahuku sesuatu. Apakah kau sedang kekurangan uang?" Untuk mendapatkan uangnya kembali, Yvone mengabaikan keselamatannya sendiri dan mengejar perampok tersebut. Untungnya, ada seseorang yang membantunya. Henry tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika Yvonne mengejar perampok itu sendirian atau jika perampok itu memiliki senjata. Yvonne tetap menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa. Di dalam mobil mendadak menjadi sunyi. Sesaat kemudian, Henry berbicara lagi. "Kalau kau memang membutuhkan uang, kau bisa memberitahuku. Aku akan memberikannya kepadamu.” "Tidak apa-apa, aku tidak butuh uangmu." Tanpa diduga, Yvonne menolak dengan sangat cepat. Walaupun saat ini dia sangat membutuhkan uang, Yvone tidak membutuhkan bantuan orang lain. Apalagi itu dari Henry Lancaster.

© Webfic, All rights reserved

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.