Bab 44
"Nggak mau gelang ini?"
Gelang giok di tangannya bergoyang-goyang dan hampir jatuh.
Hatiku terasa seperti disayat perlahan oleh pisau yang tidak terlihat.
Aku perlahan berlutut.
Celine di sebelahnya berkata dengan sinis, "Wah, kamu benar-benar berbakti, ya."
Dia berkata kepada Albert, "Albert, kamu lihat dia benar-benar ingin bercerai denganmu ... "
Tiba-tiba Albert marah besar padanya. "Ini bukan urusanmu, 'kan? Pergi sana."
Celine terkejut.
Dia ingin menangis, tetapi melihat ekspresi wajah Albert yang aneh, dia tidak berani menangis.
Dia menatapku dengan tatapan curiga, memperhatikan setiap sudut tubuhku.
Seolah-olah aku tidak melihat atau mendengar apa pun, aku perlahan-lahan merangkak keluar dari pintu kamar, merangkak selangkah demi selangkah.
Di bawah lututku ada karpet wol lembut seharga 40 juta per meter persegi.
Namun, aku merasa seolah-olah merangkak di atas pecahan kaca.
Sakit, benar-benar sakit.
Namun, aku ingin barang peninggalan nenekku.
Aku ingin barang-barang nenekku me
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link