Bab 22
Gisel menatap Cindy dan makin curiga.
"Masih kecil begini, memangnya dia bisa apa? Irene, jangan-jangan kamu kena tipu lagi?"
Tatapan mata Gisel penuh keraguan saat menoleh pada Irene.
Wajah Irene menjadi masam. "Ibu! Master Cindy masih kecil, tapi dia benaran kompeten. Ibu jangan asal bicara."
Jangan sampai menyinggung orang.
Gisel memanyunkan bibirnya, tidak percaya gadis semuda itu benar-benar kompeten.
Paling-paling hanya membual.
Apa gunanya Irene berpendidikan tinggi? Irene tidak pandai menilai orang seperti dirinya.
Untung dia sudah cari master lain tadi. Jika hanya mengharapkan gadis itu, mampuslah.
Benar saja, keluarga ini bergantungan padanya.
Gisel ingin mendominasi Cindy sehingga menoleh padanya. "Kamu bilang kamu kompeten? Ayo tunjukkan kemampuanmu."
Terlepas dari yang lain, setidaknya bisa mengayun pedang seperti seorang master, 'kan?
"Ibu!" Irene benar-benar marah dan khawatir sikap Gisel akan membuat Cindy marah.
"Master Cindy, maaf sekali. Jangan keberatan, ya," ujar I
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link