Bab 163
Nindi mendongak menatapnya. Kata-kata barusan benar-benar terlontar begitu saja.
Hati Cakra yang biasanya datar tanpa gelombang, mendadak terasa bergetar seketika.
Dia sedikit menelan ludahnya, "Anak kecil, jangan sembarangan bilang mau tanggung jawab sama seorang pria. Itu kan seharusnya diucapkan sama pria."
Nindi langsung tersadar bahwa ucapannya tadi terdengar kurang pantas, seolah-olah ada sesuatu yang tersembunyi di balik maknanya.
Dia bergegas menundukkan pandangannya, berusaha menyembunyikan rasa malunya, "Jangan salah paham. Aku nggak ada maksud lain, kok. Kamu 'kan teman baikku. Jadi, aku nggak mau kamu sampai terlibat masalah gara-gara aku."
"Hm, aku mengerti."
Cakra mengalihkan pandangannya ke arah rumah sakit, "Lalu, apa rencanamu?"
"Aku mau bicara langsung sama Yanuar."
"Oke, ayo ke sana."
Nindi tertegun mendengar jawabannya, lalu, dengan panik mengejar langkahnya seraya berkata, "Kamu nggak perlu ikut. Aku bisa sendiri."
Jika Cakra ikut pergi, dia yakin pria itu pasti ak
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link