Bab 636
Pertanyaannya membuatku tertegun. Aku tidak berani berpikir seperti itu.
Bagaimanapun, aku melihatnya roboh di depanku, mendengar dokter mengatakan bahwa operasi gagal, serta menerima abu jenazahnya dengan tanganku sendiri.
Aku memang pernah membayangkan dia hidup kembali. Namun, itu hanya angan-angan belaka.
Aku tahu realita berbeda dengan novel dan film. Mario sudah pergi. Meskipun aku enggan menerimanya, itulah faktanya.
"Aku memang berharap dia nggak mati," ujarku dengan suara kecil.
"Kalau kamu sudah menerima kenyataan bahwa dia sudah mati, kenapa kamu masih menanyakan hal-hal ini padaku?" tanya Hera lagi.
Aku menatapnya dan membalas, "Aku hanya merasa ada yang nggak beres."
"Apanya yang nggak beres?" Hera juga menatapku.
"Reaksi keluarga Klein sangat aneh. Kamu juga begitu tenang, seolah-olah nggak merasa sedih. Semua ini terasa salah." Aku bisa melihat bahwa Hera mencintai Mario. Jadi, Hera seharusnya tidak setenang ini dalam menghadapi kematiannya.
"Aku sedih, siapa bilang aku
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link