Bab 568
Max tidak berbohong. Setelah dia mengucapkan kata-kata itu, aku memang tidak melihat batang hidungnya lagi. Jadi, ucapannya bahwa Mario juga akan datang pada hari pertandingan juga kemungkinan besar benar.
Hanya saja, aku sudah tidak peduli dia datang ataupun tidak.
Ternyata cinta yang paling dalam pun tidak sanggup bertahan dari kekecewaan. Dahulu Reynard, sekarang Mario, keduanya adalah bukti terbaik.
Max kembali pada lusa pagi, saat aku sedang duduk di kursi goyang beranda, melihat matahari terbit.
Dia melambaikan tangan padaku dari lantai bawah. Aku pun memandang ke arahnya. Dia mengenakan jas cokelat muda dengan celana kasual putih. Ada sebuket bunga mawar putih di tangannya.
Dengan tinggi lebih dari 190 sentimeter dan tubuhnya yang proporsional, dia bisa menandingi model internasional mana pun.
"Dik, turunlah," panggil Max.
Saat aku turun, dia memberikan bunga itu dan memelukku seraya berkata, "Selamat pagi, Putri Kecil."
Harus kuakui, pria barat memang romantis. Meskipun Mario j
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link