Bab 550
Austin tidak menyahut. Dia mungkin ragu untuk mengatakannya atau mungkin ada alasan lain.
Aku menebak-nebak di dalam hati, lalu bertanya lagi secara blak-blakan, "Austin, apa kamu sengaja muncul di depan Alice?"
Dia sontak mendongak, menunjukkan matanya yang berkilat panik. Reaksinya ini sudah menjawab pertanyaanku.
Aku memikirkan wajahku yang mirip dengan Yuna. Ditambah fakta bahwa Austin menemaniku di ruang operasi Alice setelah Yuna meninggal, aku tidak bisa menahan diri untuk berkata, "Apa kamu mendekati Alice supaya punya kesempatan untuk lebih sering bertemu denganku? Kamu ingin melihat wajahku untuk mengingat Yuna?"
"Bukan begitu," bantah Austin dengan cepat. Dia terlihat sangat gugup saat berkata, "Kak, bukan begitu. Aku nggak pernah bermaksud seperti itu."
Usai bicara begitu, dia meminum seteguk besar kopinya, seolah-olah ingin menenangkan diri atau meredam kegugupannya.
Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya terus menatapnya lekat-lekat.
"Kak, percaya atau nggak, aku nggak perna
Locked chapters
Download the Webfic App to unlock even more exciting content
Turn on the phone camera to scan directly, or copy the link and open it in your mobile browser
Click to copy link