Biksu yang berdiri di bagian paling depan mengamati Harvey sejenak.
“Apa benar sesulit itu?” katanya dengan dingin.
“Mereka akan segera pergi begitu mendengar alasan tentang jalan yang sedang dibangun atau semacamnya. Lagi pula ada lebih dari satu jalan di sini.”
“Oh, begitu.”
Harvey mengangguk.
“Jadi supirnya juga bagian dari kru-mu, ya? Kau pasti sudah lama menungguku. Kau orangnya siapa? Amos? Stefan?”
“Apa kau tidak mengerti situasimu sekarang, nak?” kata biksu itu dengan muram.
“Kau sedang dikepung sekarang! Kami yang mengajukan pertanyaan di sini!”
“Izinkan aku menanyakan sesuatu! Apakah kau memaksa Stinger untuk berlutut sebagai permintaan maaf? Apa kau yang menyebabkan Tuan Muda Emil koma? Apakah kau membuat Nona Xyla dikurung di balik jeruji besi?”
Biksu itu tampak sangat mendominasi pada saat itu juga. Aura yang dipancarkannya seakan mampu menekan Harvey.
“Jadi kalian semua adalah anak buah Amos.”
Harvey terkekeh.
“Bukankah tuan mudamu sudah bilang untuk tidak me