Kebencian
“ Aku tahu suatu tempat yang bagus untuk kamu meluapkan rasa sakit itu!”
“ sepertinya kamu membutuhkannya!” dia berucap seperti mengerti dengan apa yang aku rasakan.
Dia menarik tanganku dan membawaku pergi dari situ.
Dia membawaku berjalan jauh, hingga kaki ku sudah tidak tahan dan merasakan benar benar sakit.
“ apa masih jauh? Aku sudah tidak sanggup!” ucapku dengan nafas yang sudah sesak
“ sedikit lagi, tahan saja!”
Aku hanya mampu mengikutinya hingga dia mengulurkan tangannya ketika kami ingin menaiki sebuah bukit.
“ come on!” dia memberi aba aba untukku mengulurkan tanganku ke arahnya.
Dengan ragu akupun mengulurkan tanganku dan di sambutnya dengan menarik tanganku menuju ke atas bukit itu.
Aku hanya mampu melihat ke arah sekitaran bukit, tempat yang sunyi bahkan tidak ada satu orang pun selain kami disana.
“ aku membencinya!” teriaknya dengan lantang dan tangan yang di letakkan di mulut layaknya terompet.
“ coba lah, pasti kamu akan merasa lebih tenang!” titahnya
Aku pun segera m
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda