Seandainya
Juwita pov
Sejauh apa aku menghilang dan sekuat apapun aku mengulur waktu rasa itu masih tetap sama, bahkan tak berkurang sedikitpun.
Aku pandang lekat wajah Malaikat kecil yang kini sedang tertidur dengan pulasnya, setiap melihat wajah itu pikiranku selalu di dera rasa bersalah.
“ maafkan mama yang sudah egois, nak!” batinku sembari mengusap lembut wajahnya yang berujung pada dia menggerakkan tubuhnya.
Perkataan rendi dan zahra aku pikirkan mateng-mateng dan akhirnya aku punya yang aku rasa itu terbaik untukku dan juga sean.
Sekuat apapun aku berusaha pada akhirnya akan tetap sama, rasa sakit itu tak akan bisa di sembuhkan lebih baik mengukir kenangan indah agar kenangan buruk itu bisa hilang di gantikan oleh kenangan baru yang jauh lebih indah.
“ aku sudah yakin dengan keputusanku!” Gumamku sembari melihat ke arah Sean yang masih tertidur dengan pulasnya, hingga akupun ikut menutupkan mataku.
**
“ good morning!” sapa Zahra ketika melewati sean yang sedang makan.
“ morning!” sapaku ke
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda