Juwita pov
Bagus refleks menggendongku dan memutarkan tubuhku untuk melampiaskan rasa psuka citanya mendengar kata yang aku ucapkan
Dia tertawa dengan lantangnya untuk mengukir rasa bahagianya, kabat kehamilan yang aku ucapkan kepadanya.
“ Mana hasilnya!” pintanya dengan menyodorkan tangannya kepada Juwita.
Aku berikan hasil dari tespek itu yang garisnya jelas sekalit berwarna merah kemudian memberikan nya kepada dokter dewi.
Dokter dewi mengucapkan selamat kepada kami berdua dan menjadwal kan control pertama ku esok hari untuk mengetahui levih pasti calon anak kami.
Namun karena paksaan dari bagus akhirnya control itu di rubah menjadi sore ini, sepertinya dia sudah tidak sabar mendapatkan hasil lebih pasti melalui pemeriksaan di rumah sakit.
Setelah mengucapkan kata terima kasih akhirnya dokter dewi pergi meninggalkan kami berdua dan tak lupa meninggalkanmu resep obat yang harus di tebus oleh bagus untuk mengurangi rasa mual dan muntah ini.
Rasa ini masih saja belum hilang dan harus m