Tetap 21+
Waktu menuju ke bandara kami habiskan dengan saling melakukan ciuman ciuman panas, sepertinya bagus begitu candu dengan bibir tipisku hingga tidak membiarkan bibir ini menganggur bahkan ciuman ini hanya terhenti ketika kami kehabisan oksigen seandainya nafasnya cukup untuk melakukan ciuman berjam jam mungkin dia akan memberikan oksigennya untukku dan tidak melepaskan pangutan bibirnya namun karena Nafas kami terbatas jadilah harus terjeda beberapa menit kemudian baru melanjutkannya lagi.
“ kita ke hotel sebentar ya!” pinta bagus berbisik di telingaku
Aku pun terkekeh mendengar ucapannya.
“ aku sudah tidak tahan lagi, sepertinya hasrat ini harus tersalurkan” bisiknya lagi sambil memohon.
Aku pun mengangguk menyetujui ucapan pria yang masih malu kalau aku mengatakan kalau dia suamiku karena aku masih belum terbiasa dan menganggapnya tetap pelanggan bagiku.
“ Pak, kita ke hotel terdekat dahulu!” titah bagus kepada supirnya
“ baik, tuan muda!” jawabnya
Aku pun langsung terbengong ketika supir itu memanggil bagus dengan sebutan tuan muda segelintir tanda tanya siapa baguas sebenarnya menari nari di pikiranku, ingin sekali aku menanyakannya namun aku ragu karena aku yang baru hadir dalam hidupnya, mungkin suatu saat aku akan mengetahuinya atau tidak akan tahu sama sekali mengingat perjanjian kami hidup bersama itu hanya 3 bulan saja.
“ Lebih baik aku tidak tahu” batinku
Kami berdua pun sama sama diam keheningan tercipta di dalam mobil yang melaju membelah jalanan yang masih tidak begitu macet. Tidak memakan waktu lama kamipun tiba di sebuah hotel, hotel bintang 5 yang akan menjadi tempat untukku dan bagus meluapkan hasrat yang sudah membara ketika ciuman panas kami tadi berlangsung.
Bagus kembali menggenggam tanganku ketika kami berjalan menuju ke dalam hotel, sepertinya dia tidak ingin melepaskan tanganku setiap kali aku berada di dekatnya, bahkan di dalam mobilpun tangannya selalu menggenggan erat tangan milikku seperti magnet yang saling menarik satu dengan lainnya dan tak bisa terlepas.
Setelah melakukan reservasi dia pun membawaku menuju ke salah satu kamar yang terletak di lantai 5, aku masih diam tanpa berkata apapun namun tetap mengikuti kemana langkah bagus membawaku. Dan kami tiba di depan sebuah pintu kamar, bagus pun menoleh ke arahku kemudian tersenyum.
“ Tidak lelahkan?” tanyanya
“ ya ngak lah, sejak kapan aku lelah, seharianpun kita disini aku sanggup!” balasku kemudian duduk di atas sofa dan membuka sepatu.
Aku melirik ke arah pria yang duduk tepat di hadapanku itu, terlihat dia tengah melonggarkan dasinya dan melepas jas yang sedari tadi di gunakannya. Kemudian dia berdiri dan mengulurkan tangannya yang membuatku menaikkan sebelah alisku kebingungan.
“ apa?”
Bagus pun memberi kode mengajakku ke atas ranjang. Bahkan dia tidak memberiku waktu untuk beristirahat dengan sebentar.
Akupun menyambut uluran tangannya dengan tersenyum karena aku juga menginginkan pelampiasan hasrat setelah tadi bercumbu mesra membuat hasratku sudah mencapai ubun ubun.
Bagus membawa tubuhku ke atas ranjang dan membuka seluruh pakaian yang ku kenakan, akupun terlihat seperti bayi yang baru lahir di hadapannya tanpa menggunakan sehelai benangpun, dia menatapku penuh dengan nafsu, dengan nafas memburu dengan cepat di tanggalinnya semua pakaiannya dan mendekap erat tubuhku
Bagus langsung memasukkak ular kobranya ke dalam laut samudra tanpa melakukan pemanasan apapun karena hasratnya yang benar benar sudah tidak bisa di tahan, bagus memompa dengan kencang yang membuat desahan dengan kencang keluar dari mulutku, begitu nikmatku rasakan permainan dari bagus, permainan yang berbeda saatku menjadi wanita malam dulu.
Bagus meremas remas gunung kembar yang juga ikut turun naik mengikuti tempo maju mundur nikmat itu. Dan membuatku bertambah mendesah, hingga ku rasakan semburan bisa panas dari bawah sana yang menandakan permainan telah berakhir membuat bagus tumbang dengan penuh peluh membasahi tubuhnya.
Baguspun segera memeluk tubuhku dan aku pun membalikkan tubuhku menghadap ke arahnya, aku merasakan keringat yang melekat di tubuhnya, begitu semangat dia melakukan permainan ini bahkan aku merasa dia bukan pemula tapi pemain yang ulung.
“ apa kau sering tidur dengan wanita malam seperti ini?” tanya ku gamblang
Baguspun terkekeh dengan mata yang masih memejam “ tidak pernah denganmu lah pertamanya!” jawabnya santai
“ Aku tidak percaya, caramu seperti sudah ahli!” aku bermain dengan rambutnya yang basah menutupi sebagian mata pria itu.
“ Aku serius kamu yang pertama!” bagus menambah mendekapku dengan erat membiat dadaku menempel erat dengan dada atletisnya.
“ kalau pertama kenapa kau seperti sudah ahli aku tau betul mana yang ahli mana yang tidak! Jadi jangan berbohong padaku!” ujarku tepat di mukanya.
Baguspun melepaskan pelukannya, bermain kembali dengan gunung kembarku meremas lembut dengan kedua tangannya
“ bagaimana caraku membuktikannya agar kamu percaya?” tanya bagus kembali kemudian mengecup pelan bibir juwita
“ darimana kamu belajar bisa ahli begini kalau memang belum pernah melakukannya?” Tanya ku balik sambil mendesah karena ulah bagus yang memelintit anak gunung kembarku.
“ tidak tahu, semuanya terjadi begitu saja!” tangan nakal baguspun mulai kembali bergerilia di sekujur tubuh juwita.
“ Tubuhmu begitu membuatku tergila gila bahkan aku ingin terus melakukannya” bagus berkata lembut di telinga juwita kemudian menggigit kecil daun telinga itu.
“ kita lakukan lagi!” pintaku
Bagus pun terkekeh “ sebentar lagi aku mau mengisi tenaga dulu!”
“ tidak perlu, biar aku saja yang memuaskanmu kau cukup diam dan nikmati!”
Bagus pin menggeleng “ aku tidak membayarmu untuk memuaskanku aku ingin kita sama sama puas, tunggulah sebentar lagi aku ingin seperti ini dahulu”
Akupun memanyunkan bibirku, “ aku tidak terbiasa memuaskan diriku sendiri aku biasa memuaskan pria” kesalku kepadanya.
Aku tatap manik mata pria itu dia pun menatapku dengan penuh kasih sayang dan kelembutan, semuanya tampak jelas dari pancaran mata yang ku lihat dari dekat itu.
Pria istimewa menurutku, dan aku merasa bodoh karena 3 tahun lamanya aku menolak bagus yang selalu mengejar ngejarku dan mengatakan cintanya bahkan berulang kali dia mengajakku untuk menikah aku sia siakan saja, dan sekarang baru 1 hari kami selesai menikah aku tidak ingin dia meninggalkanku tapi aku kembali mengingat perjanjian kami yang hanya berlaku untuk 3 bulan, dan 3 bulan ini aku berharap tidak ada rasa cinta yang muncul dalam hatiku karena pasti rasanya akan sakit dan aki tidak ingin merasakn rasa sakit itu.
Bagus mengecup keningku dengan hangat yang membuat aku refleks menutup mata, kecupan kening yang berlangsung lumayan lama membuat seluruh atmosfer tubuhku merasakan panas.