Tidur dengan siapa?
“ masih jauh kita jalannya?” tanyaku Sambil menendang krikil krikil yang berada di sepanjang jalan yang kami lalui.
Nia dan rendi menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku, mereka berdua yang dari tadi berjalan di depanku meninggalkanku di belakangnya untuk saja langkah mereka santai jadi aku tidak jauh tertinggal
“ kakak lelah, ya?” tanya nia dengan polosnya.
“ Bukan itu, mataharinya terlalu terik kaka tidak suka” jawabku dengan santai.
Rendi menunjukkan jam tangannya kepadaku “ masih jam 10 pagi, kak!” serunya sambil mengejek kepadaku.
Aku buang nafasku kasar “ cepat jalan lagi” perintahku kepadanya.
Aku tidak bisa jelaskan bagaimana rasa panas ini telah membakar tubuhku, jangankan berjalan kakai begini naik motor di siang hari saja aku sudah tidak pernah lagi.
Berpergian saja aku selalu menggunakan taksi online.
Keringat sebesar biji jagung mengalir di dahiku bahkan di tubuhku pun terasa keringat yang terjun bebas membasahi seluruh permukaan kulit dan merembes ke baju.
Kami berj
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda