Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa
Tuanku Manja KaliTuanku Manja Kali
Oleh: Webfic

Bab 3

Sayangnya, dia sangat memahami setiap gerak-geriknya, membuat Gisel tak punya peluang untuk kabur. Namun, Jason memang tipe orang yang tak pernah meninggalkan celah sedikit pun. Jika situasi berubah, dia akan memastikan setiap potensi masalah terselesaikan sebelum bisa berkembang lebih jauh. Dia mengeluarkan ponselnya, segera menelepon seseorang, "Dalam waktu 15 menit, kerahkan semua orang yang bisa dikerahkan ke Hotel Akasia. Tutup semua pintu keluar, jangan biarkan siapa pun pergi." Sekarang sudah pukul dua dini hari. Jumlah petugas keamanan yang berjaga di hotel tidak banyak. Untuk memastikan semuanya terkendali, Jason memutuskan untuk memanggil tambahan tenaga. Wanita itu ternyata cukup licik, berani mencoba memainkan taktik dengannya. Oleh karena itu, Jason harus lebih hati-hati lagi. "Kak, apa yang terjadi?" Sion yang tadinya masih setengah tertidur, langsung terbangun sepenuhnya. Taktik seperti ini jelas menunjukkan situasi serius! Masalah apa yang bisa membuat Jason mengerahkan tenaga sebesar ini? "Siapa yang mau kamu tangkap?" "Seorang wanita," jawab Jason dengan nada suara yang tenang seperti biasa, tanpa sedikit pun emosi yang terlihat. Jika dia meminta Sion untuk membantu, sudah sepatutnya dia menjelaskan targetnya. "Seorang wanita?" Suara Sion naik satu oktaf. Nadanya terdengar terkejut bercampur dengan antusias. "Kak, wanita macam apa? Apa dia kekasihmu?" Namun, nada bicara Jason terdengar agak aneh di telinganya. Jason tidak menjawab pertanyaan itu, langsung menutup teleponnya. Dia sendiri tidak tahu banyak selain fakta bahwa targetnya adalah seorang wanita. Sion langsung kebingungan. Kenapa teleponnya diputus begitu saja tanpa penjelasan? Ini benar-benar menyiksanya! Namun, jika Jason tidak mau memberi tahu, dia bisa mencari tahu sendiri. Kesempatan langka seperti ini tidak boleh dilewatkan! "Pak Jason, aku sudah memeriksa rekaman kamera pengawas hotel, tapi ternyata semua rekamannya sudah dihancurkan," lapor Liam dengan cepat, sesuai perintah Jason. Dia telah berusaha bekerja secepat mungkin, tetapi tetap saja terlambat. Jason sedikit tertegun. Dari saat wanita itu meninggalkan kamarnya hingga sekarang, tidak lebih dari dua menit berlalu. Dalam waktu secepat itu, dia ternyata sempat melarikan diri sekaligus menghancurkan rekaman kamera pengawas hotel? "Apakah pesta topeng di lantai tiga malam ini sudah selesai?" Jason melirik arlojinya. Titik merah di pelacak menunjukkan bahwa wanita itu ada di lantai tiga. Dia ingat bahwa malam ini Luca Midas sedang mengadakan pesta dansa bertema kostum di sana. "Belum," jawab Harry tanpa ragu, meski tak paham maksud pertanyaan itu. "Hm." Jason mengangguk pelan. Dia kini bisa menebak tujuan wanita itu. Dia ingin menyelinap ke pesta dansa tersebut. Ide yang cukup bagus. Tampaknya, wanita itu memang seekor rubah kecil. Rubah kecil yang sombong, tetapi juga licik. Jason berpikir, jika wanita itu menyusup ke pesta dansa, kemungkinan besar dia akan mengganti pakaian, mungkin juga akan meninggalkan tasnya. Sementara pelacak yang dia pasang ada di dalam tas itu. Jason dengan cepat naik ke lift, langsung menekan tombol lantai tiga. Sebelum pintu lift tertutup, dia menambahkan perintah, "Pastikan semua pintu lift dijaga. Cegat siapa pun yang turun." Jika wanita itu ingin kabur, dia akan memutus semua jalannya! Desta, manajer yang menerima perintah mendadak ini, tampak penuh dengan kebingungan. Namun, dia tidak berani bertanya sepatah kata pun, hanya mengangguk dengan cepat. Jason langsung menuju lantai tiga. Jika wanita itu pergi ke pesta dansa, dia akan menangkapnya di sana. Sementara itu, Gisel memang telah tiba di pesta dansa di lantai tiga. Dia sudah mengganti pakaian, serta mengenakan topeng rubah. Melihat situasi saat ini, dia sadar bahwa meninggalkan hotel seorang diri hampir mustahil. Dia butuh bantuan seseorang. Pandangan Gisel menyapu kerumunan di dalam ruangan. Lampu yang temaram, ditambah semua orang mengenakan kostum, membuatnya sulit untuk mengenali seseorang. Namun, Gisel langsung mengenali orang yang dia cari, Jordy Finley. Bisa dibilang, Jordy sendiri adalah sosok yang berbahaya. Dia adalah seorang playboy licik yang penuh tipu daya. Dia juga sepupu Felix Finley, pria yang memiliki ikatan perjodohan dengannya. Jika ada pilihan lain, Gisel sama sekali tidak ingin meminta bantuan Jordy. Namun, jelas sekali saat ini dia tidak punya pilihan yang lebih baik. Di antara semua orang di sini, dia paling mengenal Jordy. Kebetulan dia juga tahu beberapa rahasia Keluarga Finley yang bisa berguna untuk menghadapinya. "Jordy," panggil Gisel sambil mendekat ke arahnya. Jordy terhenti sesaat, lalu menoleh dengan ekspresi acuh tak acuh, terlihat tak peduli. Jelas dia mengira Gisel adalah wanita biasa yang mencoba mengajaknya bicara. Reaksi seperti itu tidak membuat Gisel terkejut sama sekali. Dia menatap Jordy, lalu langsung berkata, "Pak Jordy bisa bersenang-senang semalaman di sini. Tampaknya semua masalah Keluarga Finley sudah selesai, ya?" Gisel berhenti sejenak, mendekatkan diri, lalu melanjutkan dengan nada perlahan, "Misalnya, insiden adik sepupumu, Steven Finley yang sengaja menabrak orang hingga menyebabkan dua kematian. Atau kematian mendadak selingkuhan ayahmu yang sedang hamil beberapa hari lalu. Lalu, misalnya lagi ...." Gisel tahu siapa Jordy. Meskipun terlihat santai dan tak peduli, dia tidak pernah tinggal diam soal masalah Keluarga Finley. Wajah Jordy berubah sedikit muram. Dia dengan cepat mencengkeram pergelangan tangan Gisel, lalu bertanya, "Siapa kamu?" Gisel hanya menatapnya sambil tersenyum, tanpa menjawab. "Katakan, apa tujuanmu." Mata Jordy yang gelap dan dalam menyipit sedikit. Dia adalah orang cerdas. Dia langsung menyadari bahwa semua ini pasti ada maksud tertentu. "Aku harus segera keluar dari hotel ini, secepat mungkin," kata Gisel. Senyum simpul masih menghiasi wajahnya. Meskipun hatinya gelisah, nada bicaranya tetap tenang, tidak menunjukkan kegelisahan sedikit pun. "Keluar dari hotel? Apa susahnya?" Jordy mengernyit, jelas merasa terkejut sekaligus bingung dengan permintaannya. "Saat ini, bagiku itu sangat sulit. Karena itu aku butuh bantuan Pak Jordy," jawab Gisel sambil mengangguk perlahan. Pria itu telah menempatkan orang-orangnya di semua pintu keluar hotel demi menangkapnya. Untuk keluar seorang diri, rasanya lebih sulit daripada memanjat langit. "Pak, ini pesta kostum. Silakan kenakan topengmu," kata seorang petugas di pintu aula yang menghentikan Jason. Tanpa ingin membuang waktu, Jason tidak berkata banyak. Dia langsung mengambil sebuah topeng, memakainya, lalu berjalan masuk dengan cepat. Jason mengikuti sinyal pelacak menuju lokasinya, tetapi yang dia temukan hanyalah tas berisi pelacak itu. Wanita itu sudah tidak ada di sana. Jelas dia telah mengganti pakaian untuk masuk ke aula pesta. Wanita itu bergerak cukup cepat. Sepertinya dia sedikit terlambat. Kini pelacak tidak lagi berada di tubuh wanita itu. Dengan pakaian yang sudah diganti, menemukannya di antara kerumunan pesta memang bukan hal mudah. Namun, itu tidak mustahil. "Baiklah, aku akan membantumu," ujar Jordy sambil menatap Gisel. Matanya menyiratkan ketertarikan, makin penasaran dengan identitas wanita ini. "Ayo." Dengan tangan masih mencengkeram pergelangan tangan Gisel, Jordy langsung menariknya menuju pintu keluar. Bagi Jordy, permintaan Gisel sama sekali tidak sulit. Gisel menghela napas lega dalam hati. Semuanya berjalan lebih lancar dari yang dia perkirakan. Dia segera melangkah untuk mengikuti Jordy keluar. Namun, tepat saat itu pinggangnya tiba-tiba direngkuh seseorang. Sebelum dia sempat bereaksi, tubuhnya ditarik masuk ke dalam pelukan seorang pria asing. Gisel mendongak untuk menatap pria itu. Saat matanya bertemu dengan mata pria itu, jantungnya seolah berhenti. Mata pria itu tampak tenang, tanpa emosi, tetapi memancarkan bahaya yang mencekam, membuatnya sulit bernapas. Pencahayaan yang remang, ditambah topeng yang dipakai pria itu, membuat Gisel sulit melihat wajahnya. Namun, hanya dari aura berbahaya itu, Gisel hampir yakin bahwa pria ini adalah orang yang sebelumnya dia tinggalkan dalam keadaan terborgol di tempat tidur.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.