Bab 444
"Tentu saja boleh," jawab Gian sambil tersenyum.
Reina segera menelepon teman sekamarnya sebelum bertanya, "Kak, Ayah dan Ibu baik-baik saja, 'kan? Aku mencoba menelepon mereka baru-baru ini, tapi mereka nggak jawab."
Kilat kesedihan melintas di mata Gian, tapi dengan cepat ditutupi oleh senyuman.
"Akhir-akhir ini Kakak sibuk dengan pekerjaan konstruksi dan menghasilkan cukup banyak uang. Kakak pun menyuruh mereka untuk bepergian ke luar negeri. Wajar kalau mereka susah dihubungi," kata Gian.
Reina langsung tertawa, lalu berkata, "Kakak, kamu benar-benar hebat. Tunggu sampai aku bisa menghasilkan uang, keluarga kita bisa bepergian bersama. Aku yang akan bayar."
"Oke, oke." Gian menyentuh kepala adiknya dengan penuh kasih.
Saat keduanya sedang mengobrol, tiga gadis berjalan keluar dari gerbang kampus.
Ketiga gadis itu semuanya memiliki postur yang baik, juga berpenampilan menarik. Mereka memancarkan aura muda penuh keceriaan.
Namun, karena kulitnya yang sangat putih, Reina tampak lebih
![](/images/book/appLock.png)
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda