Bab 2780
Saat melihat ini, Groot berkata, "Celaka, Hamza ternyata masih menyimpan tetesan energi. Surya, cepat pergi, biar aku yang menahannya!"
"Mau pergi?
"Sudah terlambat!"
Dengan teriakan marah, Hamza mengayunkan pedang hitam di tangannya, menebas beberapa kali berturut-turut. Setiap tebasan pedangnya akan membentuk angin puyuh yang berembus ke berbagai arah, mengoyak para kultivator yang terkena angin puyuh menjadi serpihan.
Di langit, dari ratusan orang kultivator yang awalnya ikut bertempur, dalam sekejap mata, tujuh puluh hingga delapan puluh orang sudah terjatuh oleh embusan angin puyuh yang melahap mereka.
Groot sekali lagi memandang Surya dengan wajah serius, lalu berkata, "Waktu kita sudah nggak banyak. Aku nggak tahu berapa lama aku bisa bertahan. Surya, cepat pergi. Bawa Pak Edmund pergi bersamamu."
Hamza menatap Groot dengan tajam sambil berteriak, "Dasar orang sok hebat. Biar aku beri tahu padamu, nggak ada satu pun dari kalian yang bisa pergi!"
Hamza mengayunkan pedangnya. Seke
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda