Jay sangat terkejut dengan mimpi buruk itu sehingga ia segera duduk!
Keringat pekat mengucur di dahinya saat dadanya berdebar kencang karena napasnya yang cepat.
“Angeline!”
Jay mengangkat selimutnya. Hanya mengenakan piyama berwarna salju, ia berlari dengan putus asa.
Jarak antara Kebun Turmalin dan kediaman Josephine hanya beberapa ratus meter, tetapi Jay merasa ia tidak akan pernah bisa sampai.
Vila Josephine berubah menjadi gelap.
Gerbang menuju taman terbuka lebar!
Gerbang menuju vila juga terbuka!
Jay tiba-tiba merasakan firasat buruk. Ia berteriak sambil berlari menaiki tangga.
"Rose?”
“Josephine?”
Tetapi tidak ada yang menjawab!
Jay langsung pergi ke kamar Josephine. Pintu kamar tidur juga terbuka lebar dan angin dingin bertiup dari jendela.
Jay melihat ke jendela yang pecah saat kepanikan memenuhi matanya.
“Angeline?”
Jay menyalakan lampu. Jejak perjuangan masih nampak. Gelas dan noda darah… Semuanya mengejutkan Jay.
Seolah-olah ia memiliki firasat, dengan tiba-tiba Jay berla