Bab 415
“Tuan Lourdes…” Cameron menggumam. Tiba-tiba Cameron merasa malu tadi sudah melambaikan tangan seraya memamerkan arlojinya ke segala penjuru. Cameron berdiri tegak, tampak seperti seorang murid bandel yang berhadapan dengan guru disiplin.
“Cameron, Tuan Lourdes yang mana yang kamu maksud?” Gadis yang berdiri di samping Cameron bertanya dengan suara keras.
“Siapa lagi kalau bukan Louie Lourdes, penerus dan pewaris keluarga konglomerat pemilik tambang! Kahuna besar!”
“Jadi, pria itu!”
“Aku baru tahu kalau dia seorang yang tampan!”
Morgana, Sully, dan teman-temannya memandang dengan kekaguman yang membuncah kepada sang tokoh legendaris.
Sementara itu, para pria terlihat takut bahkan untuk sekadar bernapas dengan keras.
Terlebih kasir, dia membungkuk dalam-dalam sembari menyunggingkan senyum paling professional yang bisa ditampilkan.
Louie dikawal oleh beberapa orang, Louie bahkan tidak menoleh sama sekali pada Gerald dan tamu-tamunya yang sudah dia potong antreannya.
“Mana notaku!” Louie
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda