Bab 85
“Apa lagi yang kau inginkan, bedebah? Aku salah satu anggota keluarga Hugo...”
Neil menggertakkan gigi dan bersiap untuk mengingatkan tentang identitasnya lagi.
Plak!
Fane membalik telapak tangannya dan menampar Neil dengan sangat keras. Sebuah cetakan berupa telapak tangan besar berwarna merah terang pun muncul di wajah Neil.
“Aku sudah tahu siapa dirimu sejak awal. Kau tidak perlu memperkenalkan diri lagi!” ujar Fane sambil tersenyum dengan dingin.
“Aku mengingatkanmu, jika kau berani menamparku…”
Plak!
“Kau…”
Plak!
Setelah tiga tamparan berturut-turut, Neil sangat pusing sehingga dia merasa melihat bintang-bintang memutarinya dan nyaris pingsan.
“Saudaraku, ini semua salahku. Aku tidak berani mengganggumu lagi!”
Neil takut dia akan dipukuli. Dia menekuk kedua lututnya dan menjatuhkan keduanya dengan keras ke tanah. Kemudian, dia mulai memohon belas kasihan.
“Kepalamu tidak akan berada di tempatnya sekarang jika bukan karena putriku. Dia tidak boleh menyaksikan adegan ber
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda