Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 9

Pria itu melirik Jane, tidak disangka dia masih bisa bersikap setegas ini? Bukankah wanita ini akan menjadi selembut air setelah dia mabuk? Karena sudah mendapat izin dari Kevin, terdapat banyak orang yang datang untuk bersulang dengan Jane. Perut Jane terasa tidak nyaman setelah minum beberapa gelas. Jane tanpa sadar mencari sosok Kevin. Jane melihat Kevin sedang berada tidak jauh dari sana sambil menemani Lily, saat ini Kevin sedang tersenyum dengan lembut, yang sangat berbeda jauh dengan ekspresi dinginnya. Adegan ini membuat mata Jane terasa sakit. Kevin adalah milik Lily, dia tidak akan pernah bisa mengganggu mereka untuk selamanya. Jane langsung merasa mabuk, wajahnya sudah memerah pada saat ini. Jane berusaha untuk mempertahankan akal sehatnya untuk menyingkirkan pria-pria di sekitarnya dan berjalan ke kamar mandi dengan cepat. Beberapa pria ingin menghalangi Jane, tapi terdapat seseorang yang berkata pada saat ini, "Nona Jane sepertinya sudah mabuk, biarkan dia pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan semuanya. Memaksa wanita untuk minum sampai mabuk bukanlah tindakan seorang pria sejati." Kevin yang berada di kejauhan mendengar ucapan ini. Kevin menoleh dan mengerutkan keningnya saat melihat Jane yang sedang berlari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya. Terdapat emosi yang tidak bisa diartikan di mata Kevin, Lily berkata dengan lembut pada saat ini. "Kevin, toleransi alkohol Jane benar-benar sangat tinggi. Aku bahkan sama sekali nggak sebanding dengannya, aku benar-benar iri." "Mulai hari ini, aku mau meningkatkan toleransi alkoholku!" Ucapan Lily berhasil menarik perhatian Kevin, dia menatap Lily sambil mengerutkan keningnya, "Nggak perlu. Lily, kamu nggak perlu minum bersama mereka." Adapun untuk Jane, dia pernah melihat dengan matanya sendiri saat Jane minum bersama Andy sampai mabuk di bar. Hari ini Jane mabuk begitu cepat, apakah dia ingin bersaing dengan Lily untuk merebut perhatiannya? Tidak disangka Jane tidak pernah bosan menggunakan trik yang seperti ini? Di sisi lain, raut wajah Jane sudah sangat pucat, perutnya bergejolak karena pengaruh alkohol pada saat ini. Perut Jane bahkan terasa sangat sakit dan panas karena sehabis meminum arak dengan kadar alkohol yang tinggi. Setelah memasuki kamar mandi, Jane bersandar di kloset dan memuntahkan alkohol di dalam perutnya. Jane memuntahkan semuanya, tangannya terkepal dengan erat pada saat ini. Jane baru berdiri setelah tidak bisa memuntahkan apa pun lagi, kepalanya terasa sangat pusing pada saat ini. Jane menyeka sudut mulutnya, lalu berbalik dan keluar untuk membilas wajahnya. Siapa sangka terdapat seorang pria mabuk yang memasuki kamar mandi dengan terhuyung-huyung begitu Jane membuka pintu. Wajah pria itu sangat merah dan hendak membuka ikat pinggangnya. Muncul tatapan jahat di matanya saat dia melihat Jane. Dia menghampiri Jane sambil tersenyum jahat. "Kenapa wajahmu begitu merah? Bagaimana kalau aku membantumu?" Pelipis Jane berkedut, dia segera berjalan keluar dengan cepat setelah merasakan bahaya. Hanya saja pria itu menahan lengan Jane saat Jane berjalan melewatinya. Tubuh Jane bergetar, dia segera melempar tasnya ke arah pria itu. Rantai logam di tas Jane mengenai dahi pria itu yang membuatnya berteriak kesakitan, Jane memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri. Hanya saja tubuh Jane sangat lemah pada saat ini, pria di belakangnya segera mengejarnya, "Nggak disangka kamu berani melawan? Aku akan bawa kamu ke hotel sekarang, aku mau lihat kamu bisa kabur ke mana. Kamu bahkan sudah datang ke kamar mandi, bukankah kamu hanya perlu menunggu dibawa pergi?" Jane menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk berlari ke pintu kamar mandi, tapi pria di belakangnya menjambak rambutnya yang membuat kepala Jane mati rasa. Wajah Jane dipenuhi dengan ekspresi takut. Pria itu memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik Jane ke dalam pelukannya, tangannya yang penuh dengan lemak segera memeluk pinggang Jane yang membuat tubuh Jane bergetar. "Kamu masih mau kabur? Aku mau lihat kamu bisa kabur ke mana. Tahukah kamu siapa aku? Beraninya kamu memukulku?!" "Aku akan kasih satu kesempatan padamu, bersenang-senanglah denganku malam ini dan aku akan melepaskanmu." Saat Jane sedang meronta, dia melihat Kevin yang hendak pergi sambil memeluk pinggang Lily. Jane segera menatap Kevin untuk meminta pertolongannya. Meskipun Kevin tidak memedulikannya, pria itu pasti akan menolongnya! Kevin tidak mungkin membiarkannya ditindas oleh orang lain! Jane hendak membuka mulutnya untuk berteriak, tapi pria itu sudah menutupi mulutnya. Lily menoleh ke arah Jane pada saat ini, Jane terus mengedipkan mata padanya saat mereka bertatapan. Jane bisa melihat ekspresi dingin dan acuh tak acuh Lily di balik Kevin. Terdapat senyuman penuh dengan kemenangan di wajahnya. Jantung Jane tiba-tiba berhenti berdetak. Pada detik berikutnya, Lily mengangkat sudut bibirnya dan bersandar di pelukan Kevin. Kevin menoleh dengan cemas dan berkata dengan rahang yang terkatup dengan erat, "Lily, aku akan mengantarmu pulang sekarang." "Uh ... uh ...." Jane terus berusaha untuk berteriak minta tolong. Jane tidak memiliki cara lain dan hanya bisa membuka mulutnya untuk menggigit tangan pria itu. Pria itu berteriak kesakitan dan berhasil menarik perhatian Kevin. Kevin membelakangi cahaya dan menatap Jane yang sedang berpelukan dengan pria asing dengan ekspresi masam. Lily memegang dahinya, lalu berkata dengan suara yang semakin lemah, "Kevin, perutku sakit sekali." Ucapan Lily langsung mengalihkan perhatian Kevin. Kevin menunduk sambil merangkul bahu Lily dan pergi. Dia mengabaikan permintaan tolong Jane! Jane merasa putus asa dan rongga matanya memerah pada saat ini. Sikap baik Kevin padanya sebelum ini telah berubah menjadi sebuah pisau yang menusuk hatinya. Hati Jane hancur, organ dalamnya terasa sangat sakit sampai membuatnya tidak bisa bernapas. Hanya saja efek samping alkohol memengaruhi tubuh Jane saat ini. Pria itu mengambil kesempatan dengan mengelus pinggang ramping Jane tanpa henti. Jane menggigit bibirnya erat-erat yang membuat bibirnya berlumuran darah pada saat ini. "Lepaskan aku, lepaskan aku ...." "Untuk apa kamu berpura-pura? Bukankah kamu mau cari pria kaya dengan pakaian seperti ini? Aku sudah sering lihat trik seperti ini." Pria itu tertawa yang membuat lemak di wajahnya mengerut. Jane merasa mual saat melihat wajah pria ini yang berminyak. Hanya saja, Jane sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melarikan diri. Jane tiba-tiba mendengar suara rendah seseorang di tengah masa kritis. "Apakah kamu hanya bisa menindas wanita? Pria macam apa kamu?" Pandangan Jane sudah kabur, tapi dia tetap memaksa dirinya untuk melihat orang itu. Pria di depan Jane memiliki wajah yang tampan, tulang rahang yang kuat, bibir yang tipis dan memancarkan aura mulia yang tidak bisa diabaikan di sekujur tubuhnya. Wajah Jane memucat, dia berkata, "Tuan ... tolong selamatkan aku ...." Pria itu mendekat dan berkata sambil tersenyum dingin, "Coba kamu sentuh dia lagi?" Pria yang mabuk tidak bisa bernapas saat melihat pria ini. Jane merasa pelukan pria itu mengendur yang membuat tubuhnya terhuyung-huyung dan terjatuh ke dalam pelukan pria itu. Jane menggigit bibirnya dan berusaha untuk berdiri dengan tegak. Jane merasa tidak asing dengan orang di depannya, tapi Jane tidak bisa mengingatnya untuk saat ini. Jane mengira pria itu tidak akan mengulurkan tangannya karena tubuhnya dipenuhi dengan bau alkohol. Tapi pria itu langsung memeluk Jane begitu dia terjatuh. Kemudian Jane merasa tubuhnya seperti melayang di udara.

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.