Bab 93
Ekspresi Kevin tiba-tiba menjadi muram, wajah tampannya dipenuhi amarah, "Jane, itu hanya kecelakaan, aku akan belikan yang baru untukmu."
Jane makin tersenyum dingin. Untuk apa Kevin repot-repot membuat dirinya terharu?
Suara Jane tenang, tanpa sedikit pun kehangatan, "Nggak perlu, aku juga nggak butuh. Kalau nggak ada urusan lain, Pak Kevin bisa pergi sekarang."
"Menurutmu, Willy nggak punya tujuan tertentu terhadapmu?"
"Jane, aku lebih mengenal Willy daripada kamu, jauhi dia."
Saat mengatakan itu, Kevin juga menatap Willy dengan dingin, menunjukkan sikap seorang senior dengan wibawa, "Willy, aku sudah peringatkan kamu, jauhi Jane."
"Kevin, apa kamu pikir semua orang harus turuti keinginanmu? Aku punya mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar siapa sebenarnya Willy. Aku nggak butuh kamu menjelekkan orang lain di sini."
"Tapi, nggak kusangka, ternyata Pak Kevin juga orang yang hatinya sempit. Kamu benar-benar membuka mataku."
Kata-kata Jane sangat menusuk, membuat ekspresi Kevin

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda