Bab 26
Willy mendekati Jane, lalu menatapnya dan berkata dengan perlahan, "Bagiku ini sangat penting."
Saat Willy mendekat, aroma kayu cendana samar-samar menyelimuti sekeliling Jane.
Jane tanpa sadar meremas telapak tangannya dan menelan ludah.
"Seminggu sekali?"
Sudah cukup bagi mereka berdua untuk bertemu seminggu sekali dan melakukan hal itu.
Senyuman Willy tidak bisa dipahami, tapi dia tersenyum dengan lebar pada saat ini yang membuat orang-orang tidak berani meremehkannya.
"Bagaimana kalau kamu pindah ke rumahku?"
Setelah Willy mengatakan ini, suasana romantis di sekeliling mereka menjadi semakin kuat.
Jane merasa wajahnya semakin memerah dan bulu matanya bergetar. Untung saja ponselnya berdering pada saat ini yang menarik kembali pikiran Jane.
Jane segera mengeluarkan ponselnya dan menatap Willy.
Jane terlihat seperti seekor kucing yang akan mengerutkan tubuhnya jika ada yang mendekat. Willy mengangguk, memberi isyarat pada Jane untuk menjawab panggilan.
Jane baru menjawab panggilannya

Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda