Webfic
Buka aplikasi Webfix untuk membaca lebih banyak konten yang luar biasa

Bab 90 Ucapan yang Menjadi Kenyataan

Aku pun sampai di Institut Psikologi. Baru pada saat itu aku tahu bahwa dua pertiga dari biaya bangunan ini ditanggung oleh Chris sendiri. Meskipun bisnis Grup Buseno melibatkan banyak sektor, seharusnya tidak sampai membuat Chris, sebagai pemimpinnya, secara pribadi menghabiskan waktu, tenaga, juga energi untuk terlibat dalam hal psikologi, 'kan? Aku mengedipkan mata, berencana untuk menanyakannya nanti. Setelah memikirkan wajah kesal Winda, aku merasa senang sepanjang jalan menuju lantai tiga. Belum sempat melihat di mana tepatnya kantor Chris, aku sudah mencium aroma durian yang kuat di lorong. Benda ini .... Memang punya aroma yang khas, antara bau dan wangi. "Paman? Di mana kamu?" tanyaku. Aku mengikuti aroma itu sambil berjalan ke depan. Sampai aku tiba di sebuah tikungan. Tiba-tiba aku melihat Chris yang mengenakan setelan hitam, berdiri di ujung lorong, tampak sedikit putus asa memandangi tumpukan durian di depannya. Ekspresi wajahnya yang cemberut dengan kening berkerut terlih

Klik untuk menyalin tautan

Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik

Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda

© Webfic, hak cipta dilindungi Undang-undang

DIANZHONG TECHNOLOGY SINGAPORE PTE. LTD.