Bab 95
Begitu Cindy bicara seperti itu, resepsionis di sebelahnya sontak membelalakkan mata.
Hah? Pak Jinan berpacaran dengan asistennya?'
Mendengar pertanyaan itu, Jinan tidak memberi pembenaran atau menyangkal sedikit pun. Dia tersenyum tipis, pikirannya melayang.
"Wah. Aku traktir kamu makan, ya." Setelah itu, Cindy langsung menarik lengan Jinan, seolah-olah takut pria itu kabur.
Jinan membiarkan dirinya ditarik begitu saja.
Cindy menarik Jinan ke arah meja di luar kafe, buru-buru bertanya, "Coba ceritakan, sudah sejauh mana hubunganmu dan putriku?"
Usai bicara begitu, Cindy merasa dirinya kelewat buru-buru. Jadi, dia kembali buka suara, "Kamu belum makan siang, 'kan? Ini nasi kepal buatanku, coba cicipi."
Lantas, Cindy membuka kotak makan itu.
Nasi kepal tersebut tampak menarik dan lezat, layak untuk dijual.
Dia menyerahkan satu set alat makan kepada Jinan.
Jinan menerima alat makan tersebut sambil tersenyum. "Terima kasih, Tante."
"Ah, sama-sama. Jangan sungkan," balas Cindy dengan senyu
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda