Bab 84
Xena tidak ingin menghiraukannya, tetapi pria itu malah mengetuk jendela. Mereka di pinggir jalan yang ramai. Tidak mau menjadi pusat perhatian, dia menurunkan jendela dan bertanya, "Ada apa?"
Mendapati wajah Xena yang terlihat dingin, jantung Sandy serasa dihujam belati. "Kamu nggak pergi ke rumah sakit?"
Dia benar-benar paham Xena tidak pernah menganggap luka kecil dengan serius. Teringat waktu jari Xena teriris pisau di dapur, lukanya berdarah cukup banyak. Namun, Xena hanya membalutnya dengan plester. Jadi, luka itu sembuh sangat lama.
Xena menjawab, "Sudah."
Dia hanya ingin Sandy cepat pergi.
Namun, Sandy tidak percaya ucapannya begitu saja. "Aku tahu. Kamu pasti nggak ke rumah sakit. Aku bawakan obat buatmu, obat minum untuk sakit tetanus dan anti-inflamasi. Lukamu mungkin agak dalam. Untuk luka luarnya, jangan sampai kena air ..."
"Apa kamu peduli?" Xena baru tahu Sandy bisa perhatian kepada orang lain.
Dulu, jika dia luka sedikit atau terjatuh, Sandy hanya akan bertanya, "Kenap
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda