Bab 23
Xena mengambil sumpit, lalu mengangkat kepalanya, "Bu, makanlah juga."
Apa mungkin dia sudah memikirkan semuanya?
Di dalam hati Xena ada sedikit keraguan, tapi sikapnya terlihat cukup baik.
Dia diam-diam menarik napas lega.
Xena menatap Cindy, "Bu, jangan khawatir, mulai sekarang aku akan bekerja keras untuk mencari uang dan mendukung Ibu dan Ayah. Meski aku nggak bisa menjanjikan kehidupan yang sangat mewah, tapi kebutuhan sehari-hari tercukupi dan kehidupan sederhana yang nyaman pasti bisa aku wujudkan..."
"Xena, makan dulu."
Cindy tersenyum.
Xena mengangguk, mengambil mie dan menyuapkannya ke mulut.
Setelah makan, mereka berdua keluar dari warung mie, satu di depan dan satu di belakang. Tiba-tiba, Cindy menggenggam tangan Xena, dan air matanya mengalir deras tanpa henti, seolah-olah tidak ada harganya.
Xena benar-benar bingung.
Saat makan tadi, semuanya baik-baik saja.
Ini...
"Bu, kenapa menangis?"
"Xena, kumohon, bisakah kamu pergi menemui Sandy dan meminta maaf kepadanya?"
Hari in
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda