Bab 85
"Kak!"
Merina memaksakan diri untuk tersenyum, berjalan ke arah Serina dan berkata, "Kakak, aku pintar membuat telur kukus, biarkan aku membantumu."
"Baiklah."
Keduanya mengambil telur lalu berjalan ke dapur. Setelah menutup pintu, senyuman di wajah Merina berubah dingin.
"Serina, kalau kamu berani mengatakan yang sebenarnya, aku tak akan pernah melepaskanmu!"
Serina mengangkat alisnya lalu tersenyum. Sambil memecahkan telur dengan santai, dia berkata, "Kenapa aku harus membantu kamu menyembunyikannya? Kalau Aldi tahu bahwa orang yang menjaga pintu bangsal selama tiga hari tiga malam adalah aku, aku yakin citramu di matanya pasti akan sangat terpengaruh, bukan?"
Merina menggigit bibirnya, dengan nada dingin berkata, "Kalau saja saat itu kamu tak mengusirku, aku pasti akan berjaga di depan pintu bangsal Kak Aldi!"
Serina meliriknya ke samping dan berkata, "Kamu langsung pergi setelah aku memintamu pergi. Tampaknya perasaanmu terhadap Aldi tidak lebih dari ini."
"Kamu!" seru Merina.
Meri
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda