Bab 426
Di sisi lain Aldi terus menghubungi nomor tersebut, tapi terdengar suara mekanis dan dingin perempuan dari ponsel berulang kali yang mengatakan panggilan tidak bisa tersambung, lalu langsung berubah menjadi ponselnya tidak aktif.
Merina di samping begitu ketakutan dengan sikap Aldi yang dingin hingga Merina menggigil, menundukkan kepala dan tidak berani berbicara.
Merasakan hawa dingin yang menjalar di sekelilingnya semakin menakutkan, Merina berbicara dengan suara gemetar, "Kak Aldi, aku nggak bermaksud begitu. Aku melihat ponselmu terus berdering, jadi aku bantu jawab, tapi orang itu langsung menutup panggilan telepon tanpa berkata apa-apa."
Aldi menatapnya dengan dingin, suaranya tanpa kehangatan, "Keluar!"
Merina ketakutan dan menyadari kalau Aldi sedang marah besar. Dia tak berani bicara lagi dan segera bangun lalu pergi.
Setelah ruangan menjadi sunyi, jari-jari tangan Aldi menjadi pucat, ada penyesalan di matanya.
Kalau dia membawa ponselnya saat mandi, dia tidak akan melewatkan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda