Bab 385
Memikirkan hal ini, wajah Melisa menjadi sedikit pucat.
Keesokan paginya, begitu Merina turun, dia melihat Melisa duduk di sofa dengan posisi yang sama seperti kemarin, dia pun mengernyit.
"Bu, kamu nggak tidur semalaman?"
Melisa mendongak dan meliriknya, lalu mengertakkan gigi dan berkata, "Kamu melakukan hal yang begitu memalukan, apa kamu pikir aku bisa tidur?!"
Wajah Merina menjadi pucat dan dia memandang Melisa dengan tidak percaya.
"Bu, apa kamu juga beranggapan aku meniru desain Kakak?"
"Kalau nggak? Keputusan pengadilan sudah diumumkan!"
Mata Merina langsung memerah, dia berkata dengan sedih, "Kakaklah yang menyuap orang-orang di pengadilan, kalau nggak, Jinne nggak akan kalah dalam kasus ini, sekarang Kak Aldi suka dia dan membela dia tanpa pandang bulu. Kalau aku lawan Kakak, Kak Aldi akan mengambil kembali Jinne ...."
Mata Melisa penuh keraguan, "Apa Serina semampu itu?"
"Dia nggak mampu, tapi Kak Aldi mampu."
Setelah terdiam beberapa saat, Melisa masih belum percaya.
"Setid
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda