Bab 279
"Kenapa aku harus percaya padamu?!"
Serina tampak acuh tak acuh, "Kalau kamu nggak percaya, lupakan saja."
Marton benar-benar panik sekarang, dia hanya ingin meminta uang kepada Sandara, dia tidak ingin mempertaruhkan nyawanya.
Mata Aldi dipenuhi aura dingin, "Tinggal dua puluh menit lagi bahan peledak itu meledak. Kalaupun ahli penjinak bom datang sekarang juga sudah terlambat."
"Lalu apa yang harus kulakukan .... Apa aku benar-benar akan mati di sini hari ini?"
Kilatan kebencian melintas di mata Marton, dia berkata dengan dingin, "Bahkan kalau aku mati, aku akan membunuhmu juga!"
Serina menunduk, berpikir beberapa detik lalu berkata, "Aku pernah belajar cara menjinakkan bom."
Mata Marton dipenuhi dengan kecurigaan, "Bagaimana aku tahu kalau kamu berencana membunuhku?"
Serina memutar matanya. Dengan kecerdasan dia, tak heran perusahaannya bangkrut.
"Aku akan bersamamu saat aku menjinakkan bom ini, mengerti? Kalau bomnya meledak, aku akan mati bersamamu."
Marton menelan ludah dan tidak
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda