Bab 262
Baru setelah panggilan akan terputus, pihak lain menjawab.
"Kak Aldi ... bisakah kamu membantuku?"
Suara Merina terisak, tapi hati Aldi tak goyah sedikit pun.
Nada suaranya acuh tak acuh, "Apa yang kamu ingin aku bantu?"
"Aku ... kamu seharusnya sudah lihat audio yang kakakku unggah. Sekarang semua orang memarahiku, beberapa orang mengancam akan membunuhku. Aku sangat takut!"
Kalau sebelumnya, Aldi pasti akan mengkhawatirkan dia.
Namun, begitu dia teringat Serina yang terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit, aura dingin mulai memancar.
"Kamu dilindungi oleh Keluarga Drajat, siapa yang bisa berbuat sesuatu padamu?"
Merina menggigit bibir bawahnya dan menitikkan air mata, "Kak Aldi, apa kamu berencana meninggalkanku sepenuhnya?"
"Merina."
Tak ada kehangatan dalam suara Aldi, "Kamulah yang meninggalkanku untuk pergi ke luar negeri tiga tahun lalu. Aku pikir saat kamu pergi, kamu tahu jelas bahwa kita nggak mungkin bisa bersama lagi."
"Nggak .... Aku nggak pernah berpikir untuk
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda