Bab 243
Keduanya saling menatap dalam diam, tak satu pun dari mereka yang mau menyerah. Suhu di kamar tidur turun dengan cepat.
Akhirnya, setelah lebih dari sepuluh detik, Aldi berdiri, mengambil pakaian dia dan pergi.
Dia tidak pergi ke pintu sebelah, Serina mendengar suara pintu dibanting, disusul suara mesin mobil yang dihidupkan dan keluar rumah.
Serina memejamkan mata, dia jelas sangat mengantuk, tapi dia tidak merasa mengantuk sama sekali.
Keesokan paginya, dia bangun dan langsung menuju tempat Kompetisi Desain Fashion.
Sesampainya di depan pintu, dia bertemu dengan Merina yang mengenakan gips dan tongkat, Merina dipapah oleh Melisa untuk mengikuti kompetisi.
Melihat Serina, keduanya terlihat muram.
Merina tidak menyangka Serina akan memberi tahu Melisa bahwa dia membius Serina. Kalau dia tidak berpura-pura sedih dan membodohi Melisa kemarin, Melisa pasti akan kecewa padanya.
Wanita jalang ini tidak ingin dia bahagia!
"Kakak, aku nggak menyangka kamu masih bekerja sebagai pekerja paruh w
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda