Bab 226
Serina mengerutkan kening, "Apa ada perlu?"
"Nona Serina akan tahu nanti kali pergi ke sana."
Setelah terdiam beberapa detik, Serina pergi menemui Aldi bersama Andrian.
"Pak Aldi, ada apa?"
Begitu dia selesai berbicara, sebuah kartu hitam diberikan kepadanya.
"Kalau kamu kekurangan uang, lain kali pakai saja kartu ini."
Melihat ekspresi Aldi yang tenang, Serina mengerti bahwa Aldi salah paham gara-gara Serina memindahkan botol minum.
Dia mengerutkan bibir dan tidak mengambil kartu itu.
"Nggak perlu, aku punya cukup uang."
"Kalau punya uang yang cukup, kenapa kamu mengambil pekerjaan serabutan?"
Serina tidak mau menjelaskan dan berkata acuh tak acuh, "Pak Aldi, ini urusanku."
"Serina, kalau kamu mendengarkanku dan kuliah lagi, lain kali kamu nggak perlu melakukan kerja kasar seperti itu lagi."
Mendengar nada menghina Aldi yang samar, Serina mengerutkan kening dan menatapnya.
"Pak Aldi, kalaupun aku harus bekerja keras, itu urusanku. Aku nggak merasa malu."
"Kalau kamu punya gelar sarjan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda