Bab 141
Setelah Andrian pergi, Aldi hendak membaca dokumen, tiba-tiba dia merasakan sakit yang berdenyut-denyut di kakinya, dan rasa sakit itu semakin parah.
Wajah Aldi pucat dan keringat dingin mengucur di keningnya, setelah memaksakan diri menelepon Serina, pandangannya menjadi gelap dan dia pingsan.
Ketika dia bangun lagi, waktu sudah menunjukkan lewat jam sepuluh malam, dia menemukan bahwa dia sudah kembali ke kamar tidur di vila, Serina sedang memeras saputangan untuk menyeka keringatnya.
"Kamu akhirnya bangun, apa kakimu masih sakit?!"
Aldi menggelengkan kepalanya, lalu meletakkan tangannya di atas tempat tidur dan mencoba untuk duduk, tapi ternyata seluruh tubuhnya lemas.
Serina meletakkan saputangan dan memapahnya, "Kubantu. Kamu barusan berkeringat banyak, Cassidy juga baru datang untuk terapi akupunktur, wajar kalau kamu nggak ada tenaga."
Setelah duduk, Aldi menatap Serina dan berkata, "Ada apa dengan kakiku? Kenapa tiba-tiba kram dan rasa sakitnya hampir tak tertahankan."
"Ini seha
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda