Bab 1292
Peluru melesat di sisi telinga Serina dan masuk ke dalam dinding di sampingnya. Seolah-olah tidak mendengar itu, Serina berlari ke lantai atas dengan cepat.
Pria berpakaian hitam menyusul ke lantai dua, tetapi tidak melihat Serina.
Pria itu melambatkan langkah saat memegang pistol sambil berjalan ke dalam untuk mengecek ke sekeliling. Dia mengecek satu per satu kamar, tetapi tidak melihat Serina. Tatapannya tertuju pada kamar terakhir.
Pria itu berjalan dengan lebih pelan dan lambat menuju kamar itu. Baru saja tangannya menyentuh pegangan pintu, tiba-tiba ada suara kecil dari belakang.
Sebelum sempat menoleh ke belakang, pria itu sudah merasakan rasa sakit yang dahsyat dari bagian bahu.
Detik berikutnya, pergelangan tangan pria itu juga kesakitan. Pistol di tangannya diambil oleh orang di belakang.
Kepala pria itu ditodongi pistol yang dingin. Rasa takut akan kematian kembali melanda hatinya.
"Tunggu!"
Serina tertegun karena suara familier itu, tetapi hanya sejenak. Dia langsung menemb
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda