Bab 124
"Aku hanya membicarakan situasinya."
Wajah Merina menjadi pucat, dia terdiam lama sebelum dia tersedak dan berkata, "Aku nggak menyangka kamu akan beranggapan aku seperti itu sekarang. Kita sudah saling kenal selama bertahun-tahun, ternyata aku adalah orang seperti itu di hatimu!"
Aldi mengerucutkan bibir tipisnya dan tidak berkata apa-apa, ekspresinya sedikit dingin.
Merina menunggu beberapa saat, tapi Aldi tidak menghiburnya, dia semakin merasa sedih dan berlari keluar ruangan Aldi sambil menangis.
Begitu berlari menuju pintu, dia berpapasan dengan Andrian yang datang mengantarkan Air Mata Malaikat kepada Aldi.
Waktu Aldi memberikan Air Mata Malaikat padanya, dia menemukan ada goresan di beberapa tempat, jadi dia segera mengirimkannya untuk diperbaiki, sekarang baru dikirim balik.
Merina sudah terlanjur marah dan hampir terjatuh setelah tertabrak. Setelah dia menstabilkan tubuhnya, reaksi pertamanya adalah marah.
Saat hendak berbicara, matanya tiba-tiba tertuju pada kalung di tangan
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda