Bab 64
"Boleh-boleh aja dong, setiap orang 'kan punya kebiasaannya masing-masing.
Melihat ekspresi yang seolah akan marah, Hania segera menghentikan topik itu.
"Oh iya, tadi kamu tanya kenapa aku bangun pagi, 'kan? Aku memang sudah terbiasa, jadi bangun sendiri sesuai waktunya. Sarapan sudah aku siapkan, aku makan duluan, ya. Punyamu ada di rice cooker, masih hangat. Kamu ambil sendiri saja."
Jamal tidak mengatakan apa-apa lagi. Dengan santai, dia masuk ke dapur, menyendok semangkuk bubur dan satu roti.
Setelah beberapa waktu hidup bersama, dia mulai terbiasa dengan sarapan sederhana seperti ini.
Tentu saja, alasannya bukan semata karena menunya, tetapi karena Hania punya kemampuan memasak yang cukup baik. Meski sederhana, rasanya selalu enak.
Sementara itu, Hania sedang membilas kain pel dan menjemurnya di balkon. Ketika kembali, dia melihat Jamal masih menikmati sarapannya. Sambil membersihkan tangannya, Hania bertanya, "Pak Jamal, kamu sebentar lagi kerja, 'kan?"
Jamal mendongak menatapnya
Klik untuk menyalin tautan
Unduh aplikasi Webfic untuk membuka konten yang lebih menarik
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda
Nyalakan kamera ponsel untuk memindai, atau salin tautan dan buka di browser seluler Anda